Berbicara
soal komik, yang ada dipikiran kita yakni cerita bergambar. Beberapa ahli
mencoba merumuskan pengertian dari komik. Menurut McCloud (2002) komik adalah
kumpulan gambar yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan
respon estetik bagi yang melihat. Sedangkan menurut Hurloock (1978) komik
merupakan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan
kepribadian anak. Franz & Meier (1994) juga memberikan definisi komik yaitu
suatu cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat
urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata. Dapat
disimpulkan bahwa komik merupakan media cerita bergambar yang dapat
mengembangkan kepribadian anak.
Dari
definisi di atas, menunjukkan bahwa komik dapat menjadi media pembelajaran yang
menarik dan mampu meningkatkan minat belajar siswa. Seperti halnya yang
disampaikan oleh Sudjana dan Rivai (2011) komik dapat dipergunakan sebagai
bahan ajar karena dapat mengefektifkan proses belajar mengajar, meningkatkan minat
belajar siswa dan menimbulkan apresiasi siswa. komik merupakan media alternatif
yang tepat untuk pembelajaran, karena keterlibatan emosi pembacanya akan sangat
mempengaruhi memori dan daya ingat akan materi pelajaran yang di dapat, hal
tersebut adalah ungkapan dari seorang ilmuan saraf terkemuka, Dr. Joseph LeDoux
(1994) (dalam DePorter, dkk, 2000)
kalian udah tahu belum keistimewaan komik apa aja?
berikut 10
Alasan Kenapa Setiap Orang Harus Membaca Komik :
1. Menyenangnkan untuk dibaca
Alasan yang paling umum kenapa orang gemar membaca komik adalah karena komik
memberikan "rasa" menyenangkan bagi pembacanya. Ya memang membaca
komik itu menyenangkan.
Sama halnya seperti sebuah cerita yang ditanyangkan di televisi (sinetron,
filem). Dalam komik pun terdapat alur yang sebagian besar hampir sama, yaitu
pertarungan antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Seperti Naruto melawan
Uchiha Madara dalam komik Naruto Shippuden, Son Goku melawan Boo dalam komik
Dragon Ball, dll.
Selalu ada hal yang menarik dari kisah pertarungan antar kedua sisi tokoh yang
berlawanan seperti itu. Dan kehidupan ini pun tanpa kita sadari juga memiliki
alur yang sama. Namun, jika kita membaca komik, kita akan lebih disuguhkan
banyak peran yang bisa kita lakoni dalam pikiran kita, kita akan merasa
"penasaran" untuk menanti kelanjutan aksi dari setiap tokoh yang kita
sukai, dan inilah yang menyenangkan dari komik. Kita tidak perlu benar-benar
menjadi superhero untuk bisa merasakan "feel" seorang
superhero.
2. Mengembangkan Imajinasi
Komik ternyata juga memiliki pengaruh yang baik bagi seseorang. Bahkan tidak
jarang orang-orang yang sangat menggemari komik mendapatkan kesuksesan dari apa
yang mereka baca tersebut. Aktor Nicolas Cage, Catherine Zeta Jones, dan
Michael Douglas, misalnya, mereka adalah penggemar komik yang tidak diragukan
lagi memperoleh imajinasi kreatif yang berdampak positfi bagi kesuksesan karir
mereka.
Bagi orang-orang yang bergelut di bidang kreatifitas, membaca atau menyukai
komik adalah hal yang biasa. Karena komik menawarkan bagi setiap pembacanya
sebuah dunia dimana mereka mampu melakukan hal-hal yang luar biasa di dalamnya.
Bagi mereka yang sudah benar-benar menggandrungi komik, akan muncul ide-ide
baru dalam pikirannya. Seperi misalnya, "apakah saya benar-benar bisa
seperti ini?" "apakah mungkin melakukan hal ini?" dll. Jika kita
mau melihat dengan seksama, hal ini merupakan sebuah prestasi sosial dimana
pikiran kita berkembang dengan rasa keingin tahuan. Dan rasa ingin tahu inilah
yang akan membuka jalan bagi kehidupan kita.
Tidak dipungkiri memang, kehidupan di komik jauh berbeda dengan kehidupan di
alam nyata. Kita tentu tetap harus bekerja keras untuk mewujudkan setiap
keinginan kita atau untuk menjawab setiap rasa penasaran yang muncul di dalam
pikiran kita. Tapi dengan membaca komik, kita akan memiliki motivasi untuk bisa
meraihnya. Dan pikiran yang dipenuhi dengan imajinasi, ide-ide kemungkinan, dan
motivasi adalah pikiran yang mampu mendorong kepada kesusesan.
3. Menginspirasi
Bersamaan dengan muncul-munculnya ide-ide kemungkinan dari imajinasi kita,
komik juga memberikan kita inspirasi untuk mengambil tindakan secara langsung.
Sejak tahun 1940 media komik telah dipilih untuk melihat mempengaruhi fokus
masa terhadap isu-isu yang sedang terjadi dan untuk memprovokasi respon yang
diinginkan. Selama Perang Dunia II, misalnya, komik digunakan untuk
membangkitkan emosi patriotisme dan mendukung perang Amerika. Di dalamnya
termasuk provokasi untuk masyarakt agar membeli obligasi perang dan menghemat
sumber daya yang dibutuhkan.
Visioner Stan Lee, dalam contoh lain, sangat cerdik dalam menangani isu-isu
yang dihadapi pada tahun 60an dan tahun 70an di halaman-halaman komiknya. Komik
X-Men miliknya cenderung mengacu pada kefanatikan rasial, dan akhirnya menjadi
populer. Fantastic Four yang punya masalah dengan keluarganya masing-masing,
tapi tetap menjadi superhero yang hebat. Dan Spiderman yang mengajarkan
tanggung jawab besar pada usia muda dan tetap bertahan meskipun berat rintangan
yang harus dilaluinya. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari sini kita dapat mengambil manfaat. Misalnya pada X-Men, para orang tua
yang akan menyekolahkan anak-anak mereka, tidak lagi khawatir anak mereka akan
bertemu dengan anak-anak lain dari berbagai suku, ras, dan budaya. Inilah cara
yang unik yang didapatkan dari membaca komik.
4. Gambar-gambar yang Menarik
Banyak orang mengatakan bahwa sebuah gambar bernilai seribu kata. Hal ini
tentunya berlaku juga dengan komik. Sebagai media visual, industri komik telah
melahirkan seniman-seniman terbaik pada masa kita. Meskipun karya mereka tidak
terlalu dihargai setinggi Leonardo atau Picasso misalnya, tapi tetap saja
mereka memiliki nilai sendiri dari gambar-gambar yang mereka hasilkan.
Pertanyaan sederhana, apakah Anda bisa merangkai cerita dari potongan-potongan
lukisan karya Picasso? tentu sulit. Tapi dengan komik, potongan-potongan gambar
menjadi begitu menarik dan mampu menjadi rangkaian cerita yang indah.
5. Keterampilan Membaca
Komik tidak hanya untuk anak-anak, pada kenyataannya bahkan ada yang sama
sekali tidak ditujukan untuk anak-anak. Namun, ada keterampilan khusus yang
didapatkan anak-anak / remaja ketika mereka membaca komik, yaitu keterampilan
membaca.
Sastra, dalam segala bentuknya membuka jendela ide dan informasi. Namun, dewasa
ini banyak kita temukan anak-anak yang sangat malas membaca bahkan hingga
mereka dewasa. Dan komik adalah alat yang hebat untuk memerangi dilema pada
usia dini ini. Baru-baru ini salah satu media masa di Jepang bahkan
mengeluarkan berita dalam bentuk komik agar anak-anak tertarik untuk membacanya
dan lebih mengenal situasi yang terjadi saat ini di negara mereka. Dengan
begini, komik mampu membuat kita menjadi terampil dalam membaca dan memperkaya
kosa kata. Namun, bagi para orang tua tetap harus mengawasi komik yang dibaca
anak-anak, agar jangan sampai konten dewasa yang seharusnya belum mereka
ketahui tidak sampai bocor dan mereka ketahui pada usia yang sangat dini.
6. Pendidikan
Terampil dalam membaca bukan satu-satunya keuntungan akademis yang didapatkan
dengan membaca komik. Selain itu banyak informasi dan pengetahuan yang bisa
digali dari membaca komik. Mulai dari sejarah ilmu pengetahuan, penulis
terusmenyuntikkan fakta kehidupan nyata dan data ke dalam cerita mereka.
Tujuannya, jelas, adalah untuk menanamkan tingkat realisme ke dalam
cerita-cerita mereka dan membuat luar biasa sesuatu yang tampaknya masuk akal.
Lalu kemudian membaca komik bisa menjadi sebuah pendidikan. Membaca komik
Captain America, misalnya, akan mengajarkan kita satu atau dua hal tentang
sejarah Perang Dunia II. Membaca komik Detective Conan akan memberikan kita
pengetahuan tentang dasar-dasar penyeledikan dan kerangka berpikir logis untuk
memecahkan suatu misteri. Tentu saja membaca komik tetap berbeda dengan
mengambil pendidikan pada universitas atau pendidikan formal lainnya. Tapi di
sini kita bisa melihat bahwa ada banyak pendidikan yang bisa kita dapatkan dari
membaca komik.
7. Cool Factor
Siapa bilang komik hanya untuk kutu buku? itu hanya dalam filem. Pada kenyataannya
banyak orang-orang selain kutu buku (baca orang-orang keren) yang gemar membaca
komik. Jika Anda pergi ke sebuah toko buku (komik) maka Anda akan melihat mulai
dari anak-anak, remaja, bahkan para orang tua yang sudah bekerja lengkap dengan
jas keren mereka juga membaca komik. Mereka tahu karakter dan mengikuti alur
cerita dari komik yang mereka baca. Mungkin ini terlihat lucu, tapi orang yang
tidak membaca komik justru akan terlihat lebih aneh.
8. Komik Lebih Baik dari Filem
Bisa Anda bayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat
filem-filem seperti Captain America, X-Men, dll. ? mungkin jika diakumulasikan
bisa sangat besar jumlahnya. Dan untuk menyaksikan filem-filem tersebut Anda
harus merogoh kocek lebih dalam. Ya, semua itu hanya untuk melihat pertunjukan
yang berdurasi 2 jam. Setelah itu Anda harus menunggu bertahun-tahun untuk
dapat mengikuti kelanjutan ceritanya.
Tapi tidak dengan komik, Anda bisa mengikuti perkembangan dari sebuah cerita
dalam komik cukup dengan datang ke tempat penyewaan komik di kota-kota Anda.
Anda akan disuguhkan berbagai macam pilihan cerita yang dikupas secara
mendalam, tidak hanya untuk masa yang singkat seperti 2 jam. Dan jadwal terbit
setiap komik biasanya satu minggu sekali, ini jauh lebih mengasikkan daripada
harus menunggu bertahun-tahun baru bisa melihat kelanjutan sebuah cerita.
9. Kultur Sosial dan Budaya yang Relevan
Seorang peniliti melakukan studi mengenai evolusi komik yang terjadi di
Amerika. Dari tahun 1940-an hingga ke tahun milenium saat ini, bangsa Amreika
telah melalui sejumlah perubahan sosial. Mereka mengalami perang, depresi,
pemulihan ekonomi, perang lagi, hak sipil, hak-hak gender, epidemi narkoba, dan
sebagainya. Isu-isu dan tantangan yang mengelilingi mereka tidak luput dari
perhatian penulis buku komik dan penerbit.
Pada tahun 40-an komik digunakan sebagai platform propaganda untuk upaya
perang. Tahun 50-an komik yang berhubungan dengan usia imajinasi ilmiah (dan
mengatasi sensor). Tahun 60-an komik mengatasi masalah intoleransi rasial
(dengan populasi mutan Marvel). Tahun 70-an wanita mengambil peran lebih aktif
dalam komik, sementara tahun 80-an komik lebih mengambil sisi gelap kehidupan
yang penuh kekerasan. Dan seterusnya...
Hal ini dapat disimpulkan bahwa komik yang kita baca saat ini, baik anak-anak
maupun dewasa, adalah sebagian bentuk refleksi dari apa yang terjadi pada
masyarakat dalam hal kultur sosial dan budaya.
10. Nilai
Moral
Tentu saja dalam setiap situasi dimana tokoh antagonis dan protagonis
berhadapan, disitu terdapat nilai moral yang bisa kita ambil. Dalam komik
Naruto Shippuden, misalnya, disitu dapat kita ambil nilai moral bahwa menjadi
orang yang pendendam (tokoh Sasuke) hanya akan membawa kita kedalam lingkaran
setan. Dan Naruto yang memiliki sifat ceria, optimis, pantang menyerah, dan
setia kawan, bisa menjadi sumber nilai moral bagi anak-anak untuk mereka
apllikasikan dalam kehidupan mereka.
|