1. Mengumpulkan Inspirasi dan Referensi

Sebelum mulai membuat denah rumah, ada baiknya kamu  melihat dahulu referensi. Hal ini diperlukan sebagai gambaran atau inspirasi saat kamu merancang denah rumah impian. Setelah referensi terkumpul, kamu dapat meniru ukuran ruangan atau tata letaknya

 

2. Membuat Daftar Aktivitas

Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah membuat daftar aktivitas yang nantinya kamu dan anggota keluarga lakukan di ruangan. Misalnya, jika kamu hobi memasak maka buatlah dapur yang nyaman dan lega agar kegiatan memasak kamu tetap nyaman meski dilakukan berjam-jam. Dalam tahapan ini, kamu mungkin perlu mengeliminasi atau menggabungkan beberapa fungsi dan aktivitas jika diperlukan untuk efisiensi denah.

 

3. Menentukan Model Rumah

Selanjutnya adalah menentukan jenis rumah yang akan dibangun. Jenis rumah yang dimaksud adalah banyaknya lantai, apakah kamu ingin membangun satu atau dua lantai rumah? Hal ini akan memengaruhi proses pembuatan sketsa rumah secara keseluruhan. Jika memilih untuk membuat gambar rumah sederhana 1 lantai, kamu bisa langsung menggabungkan semua ruangan dalam 1 layout. Sementara untuk denah rumah 2 lantai harus memiliki 2 layout, yakni layout lantai atas dan lantai bawah yang digambar terpisah Kemudian kamu harus menentukan mana saja ruangan yang berada di lantai bawah, mana yang berada di lantai atas.

 

4. Pelajari Standar Ukuran & Kebutuhan Setiap Ruang

Langkah selanjutnya adalah melakukan riset mengenai kebutuhan ruangan. Mulai dari standar ukuran tiap ruang hingga berbagai kebutuhan mendasar lainnya. Pelajari apakah ruang tertentu membutuhkan bukaan atau tidak. Mempelajari standar ukuran dan kebutuhan tiap ruang penting untuk memastikan setiap penempatan ruang di denah sesuai dan tidak mengganggu.

 

5. Menentukan Jumlah Ruangan

Setelah membuat daftar dan melakukan riset, langkah selanjutnya adalah menentukan berapa banyak ruangan dan jumlah lantai di rumah. Jika bangunannya sudah ada, kamu tinggal melakukan survei dan membagi ruangan sesuai kebutuhan. lokasi yang akan dibangun.

 

6. Mengukur Bangunan dan Lahan

Jika bangunan sudah ada, ukurlah dinding, pintu dan furnitur untuk floor plan yang lebih akurat.

Tetapi jika kamu membangun di lahan kosong, pastikan total area sesuai dengan tempat yang akan dibangun. Sebagai referensi, kamu juga bisa melihat bangunan lain yang ada di daerah tersebut untuk perkiraan hasil denah yang akan dibuat.

 

7. Membuat Korelasi setiap Ruang dan Zonasi

Langkah selanjutnya adalah menghubungkan kebutuhan ruang satu sama lain. Misalnya letak kamar tidur yang berdekatan dengan kamar mandi, dapur dan ruang makan. Setelah itu, berikan zonasi pada diagram hubungan antar ruang tersebut. Bagian mana yang merupakan area privat, publik, dan servis. Pastikan tiap zona tidak saling tumpang tindih dan mengganggu kenyamanan satu sama lain.

 

8. Membuat Denah Dasar

Setelah itu, buatlah zonasi dan diagram hubungan antar ruang menjadi sebuah denah dasar. Komponen dari denah mungkin hanya berupa garis-garis sederhana untuk menggambarkan seperti apa denah nantinya. Adapun cara membuat denah dasar yakni dengan memainkan tebal dan tipis garis. Meski terlihat sederhana, denah dasar sangat berguna untuk mendapatkan gambaran kasar bagaimana struktur rumah nantinya.

 

9. Menggambar secara Spesifik

Terakhir, buatlah gambar pintu dan jendela secara spesifik. Jangan lupa pastikan arahnya sudah benar. Selain itu, supaya tidak bingung beri nama pada setiap denah di ruangan. Kamu juga bisa membuat denah dengan memberi keterangan bahan dan ukuran. Seperti ketebalan dinding, simbol material, lambang bukaan pintu dan jendela dan lainnya. Ukuran seperti dimensi ruangan dan ketinggian lantai juga dapat kamu lengkapi beserta detail-detail arsitektural lainnya.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved