Setiap gambar menyampaikan pesan yang harus ditafsirkan. Di sinilah semiotika berperan. Disiplin ini membantu mempelajari tanda-tanda dan analisisnya, memberikan penjelasan tentang bagaimana manusia memandang segala sesuatu yang mengelilinginya dan apa makna yang diberikannya. Semiotika visual termasuk  dalam landasan ini, karena memungkinkan kita memberi makna pada representasi berkat komposisi tanda dan elemen.

Artinya, ini membantu kita memahami apa yang kita lihat (apakah itu patung, lukisan, foto, atau ekspresi wajah). Di situlah letak pentingnya.

 

Apa dasar-dasar semiotika?

Semiologi (atau semiotika) berasal dari bahasa Yunani ???????????. Merupakan ilmu yang bersumber dari filsafat dan berbicara tentang sistem komunikasi antar masyarakat manusia. Pelajari sifat-sifat sistem tanda untuk memahami cara kerja kehidupan manusia.

Dalam pengertian ini, tanda diartikan sebagai suatu benda (atau peristiwa) yang ada di dalam benda lain yang tidak ada menurut suatu kode.

Hal ini terkait dengan linguistik, ilmu yang mempelajari struktur dan makna bahasa secara lebih spesifik. Namun, dalam pengertian ini, semiotika akan mempelajari sistem tanda non-linguistik. Secara umum, semiotika dapat dibagi menjadi tiga cabang:

 

1.       Semantik. Ini adalah hubungan antara tanda dan hal-hal yang ditunjuknya atau maknanya.

2.       Sintaksis. Ini adalah hubungan antara tanda-tanda dalam struktur formal.

3.       Pragmatis. Kombinasi antara tanda dan agen yang menggunakan tanda tersebut.

Pada saat yang sama, mereka juga ditetapkan dalam dimensi. Ini menganalisis fenomena, objek dan sistem yang terjadi dalam makna bahasa dan wacananya. Serta proses-proses yang terkait dengannya (interpretasi dan produksi).

Semua ini menghasilkan apa yang disebut semiosis, yaitu praktik signifikan yang berjalan melalui tanda-tanda dan diciptakan kembali dalam teks.

Sebagai contoh, Umberto Eco mengemukakan bahwa setiap fenomena budaya harus dikaji dari sudut pandang komunikasi.

 

Klasifikasi tanda

Demikian pula, mereka mengkaji bidang-bidang yang berkaitan dengan ilmu kehidupan, serta cara organisme memprediksi dan beradaptasi dengan kelompok semiotik mereka di dunia. Secara umum teori-teori semiotika ini mengambil sistem tanda sebagai objek kajiannya, dan dimana komunikasi antar organisme hidup berada dalam apa yang disebut dengan biosemiotika (termasuk zoosemiotika).

Di sisi lain Atlantik, Charles Sanders Peirce membuka jalur penelitian lain dalam semiotika, yang disebut semiotika logis. Pierce mengambil semiosis sebagai objek kajian, yang dibentuk oleh instance (atau subjek) dari representamen: objek dan interpretan (simile di Eropa adalah penanda, petanda dan rujukan) yang kemudian disebut dengan “segitiga Ogden dan Richards”. .

 

Jika kita memperhatikan klasifikasi tanda, Peirce sampai pada kesimpulan bahwa tanda dapat diklasifikasikan menurut hubungannya satu sama lain menjadi tiga jenis yang berbeda:

1.       Ikon . Representasinya mirip dengan suatu objek atau referensi (peta, kartun, sketsa, dll).

2.       Indikasi (atau indikator). Penandanya mempunyai hubungan sebab-akibat dengan objeknya. Misalnya menangis sebagai emosi, nyala api menimbulkan api, dan lain-lain.

3.       Simbol . Mereka adalah tanda-tanda dimana penanda dan objeknya tidak memiliki kesamaan atau sebab-akibat apa pun, melainkan sewenang-wenang. Contohnya adalah lagu kebangsaan, bendera, kata-kata dari bahasa alam atau visual dari bahasa tulisan seperti kaligram.

 

Apa itu semiotika visual?

Pertama-tama, kita harus memahami bahwa komunikasi visual adalah cara kita menyampaikan ide-ide yang dilihat melalui penglihatan. Di dalam media kita dapat menemukan elemen atau sumber dua dimensi yang digunakan agar pesan dapat dipahami dengan benar. Contohnya bisa berupa tipografi, gambar atau warna, dan masih banyak lagi lainnya.

Dengan cara ini, semiotika visual memungkinkan kita menafsirkan objek, gambar, dan ekspresi untuk memahami ide. Demikian pula, ini memberi kita alat yang diperlukan untuk menganalisis ilustrasi, foto, lukisan, dll., sehingga orang lebih memahami pesan secara visual. Terlebih lagi, semiotika visual merupakan instrumen bagi komunikator seperti pengiklan, yang menggunakannya agar pesan iklan dapat dipahami dengan benar.

 

Dimana semiotika visual diterapkan?

Seperti yang telah disebutkan, semiotika visual merupakan bagian dari semiologi dan didasarkan pada interpretasi dan kajian gerak tubuh, gambar, dan objek untuk memahami gagasan tentang apa yang divisualisasikan. Dalam semiotika visual, kita dapat menemukan berbagai bidang seperti:

 

1.       Rambu lalu lintas (preventif, informatif dan regulasi).

2.       Tanda-tanda gerakan dan tindakan.

3.       Baliho.

4.       Bahasa isyarat.

5.       Karya seni (arsitektur, lukisan, dll).

6.       Gambar secara umum.

Manusia berkomunikasi melalui segala sesuatu yang kita lakukan, menggunakan bahasa lisan, tulisan, visual, dll. melakukan gerakan, gerak tubuh atau postur dan bahkan alat yang lebih kompleks yang melibatkan bioskop, musik, periklanan, dll.

 

Oleh karena itu, kita dapat mengetahui bahwa semiotika merupakan ilmu yang mempunyai lebih dari satu metode. Artinya, dapat menyelidiki makna yang dikonstruksi dan dikomunikasikan, baik melalui bahasa lisan maupun tulisan, serta menganalisis unsur-unsur visual seperti poster iklan dan unsur-unsurnya (struktur, penggunaan bahasa, gambar, dan bentuk estetika). Dengan cara ini, makna, makna dan efek yang dicari pada penerimanya dapat dipahami.

Ketika  desainer ingin membuat proyek dengan pesan bermakna untuk menangkap imajinasi pemirsa, mereka mengandalkan sumber daya yang ditawarkan komunikasi visual. Misalnya, tanda-tanda visual dapat menyampaikan makna yang kuat yang dipahami dan ditafsirkan oleh budaya atau masyarakat yang berbeda dengan cara yang sama, asalkan mereka memiliki kode bahasa visual yang sama.

Dengan cara ini, mempelajari perbedaan antara penanda dan petanda, serta menerapkan tanda-tanda visual, membantu desainer untuk mampu menciptakan pesan konotatif dengan dampak yang besar.

Dan dengan demikian, komunikasi visual atau gambar menjadi elemen yang sangat penting bagi para desainer yang selain membuat proyeknya juga harus mampu menyampaikan pesan yang berhasil sampai ke penerimanya.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved