Untuk menafsirkan makna hidup dan menemukan siapa kita sebagai individu, studi filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan sebaik-baiknya. Berkaitan dengan desain, penerapan pemikiran filosofis Eksistensialisme memiliki berbagai aplikasi yang berguna dan relevan. Dan di luar kepraktisannya, pola pikir ini dapat menginspirasi pemahaman mendalam tentang bagaimana desain mengkomunikasikan ide melalui konstruksi dasar sifat manusia.

Eksistensialisme adalah bentuk penyelidikan intelektual yang mengeksplorasi keberadaan manusia dan berpusat pada pengalaman hidup berpikir, merasa, dan bertindak dari perspektif individu. Penalaran ini juga mengkaji bagaimana kita berinteraksi dengan objek dan ide untuk membentuk hubungan yang unik dan bermakna.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, desain grafis adalah tentang memanipulasi elemen dan konten untuk mengkomunikasikan makna, ide, dan pengaruh. Jenis komunikasi visual ini juga membutuhkan penyadapan ke dalam diri kita sendiri dan emosi serta nilai-nilai orang lain. Dengan menggunakan perspektif ini, desainer dapat mengembangkan representasi komposisi yang jujur untuk mengekspresikan konsep dan ide ini secara efektif.

Filsuf dan eksistensialis Prancis Albert Camus mendefinisikan kondisi manusia sebagai sebuah konfrontasi antara keinginan kita akan signifikansi, makna, dan kejelasan di satu sisi dan alam semesta yang sunyi dan dingin di sisi lain. Dalam beberapa hal, kanvas digital kosong yang dipandangi para desainer setiap sebelum pelaksanaan proyek, menghadirkan kehampaan yang sama, yang harus kita beri makna.

Filsuf Prancis terkenal lainnya, Jean-Paul Sartre, mengatakan bahwa "eksistensi mendahului esensi." Pernyataan ini pada dasarnya membalikkan pandangan filosofis tradisional bahwa esensi, atau sifat, sesuatu lebih mendasar dan permanen daripada keberadaannya, atau fakta keberadaannya.

Desain sebagian terdiri dari unsur-unsur alam seperti bentuk, garis, dan warna. Unsur-unsur tanpa konteks itu pada awalnya tidak ada artinya. Hanya ketika kita menyusun item bersama-sama melalui prinsip-prinsip desain dasar seperti hierarki, keselarasan, atau pengulangan, membawa mereka pada makna tertentu.

Misalnya sebuah lingkaran merah, elemen ini bisa mewakili banyak hal, mulai dari hidung badut hingga bendera negara. Namun, tambahkan lingkaran merah secara strategis dalam komposisi dan tempatkan teks yang relevan di dalam bentuk itu. Tiba-tiba, elemen ini menjadi panggilan untuk bertindak dengan tujuan yang jelas melampaui interpretasi geometris aslinya.

Normal 0 false false false IN X-NONE AR-SA /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Arial; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;}

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved