Kritik seni merupakan salah satu cara untuk mengungkap, memahami makna karya seni. Menurut Edmund Burke Feldman Ada empat tahapan kritik seni. Keempat tahapan tersebut antara lain; deskripsi, analisis, interpretasi dan penilaian. Berikut ulasan dan penjabarannya. Deskripsi yang dimaksud Feldman adalah "petunjuk" sekaligus "penunjuk". Maka deskripsi mengarahkan ke apa saja yang terlihat, terdengar, terpikir dan seterusnya setelah melihat karya seni tersebut. Feldman berharap kritikus seni bersifat netral dalam tahapan pertama ini. Netral yang dimaksud adalah menghindari pandangan subyektif dalam mendeskripsikan karya seni itu. Langkah ini menunjukkan informasi faktual dari karya tersebut. Dimulai dari pertanyaan siapa artisnya, judul dan media yang digunakan, kapan dikerjakan dan jelaskan apa yang kritikus lihat, dengar, rasakan dan dapatkan ketika berhadapan dengan karya seni yang dimaksud. Setelah mendeskripsikan karya seni tersebut maka masuk dalam tahapan kedua yakni analisis. Tahapan kedua analisis karya seni berrkaitan dengan semua pengetahuan kritikus seni terhadap karya seni dan disiplin seni (dan ilmu yang berkaitan) yang dimaksud akan sangat bermanfaat dan berpengaruh pada hasil penilaian kritikus seni. Kritik seni mulai menganalisis ukuran kanvas, bentuk, warna, dan sebagainya pada karya seni rupa. Analisis tersebut biasanya akan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan semacam; kenapa memilih warna itu, apa saja bentuk yang dibuat dan disusun, atau kenapa memilih genre itu, dan sebagainya. Intinya adalah mengungkapkan apa yang diinginkan artis sehingga mengambil keputusan tertentu. Serta mencari koneksi, hubungan dan sebagainya dari karya seni tersebut ke lingkungan sosial, kejadian, sejarah atau pemikiran seniman. Tahapan berikutnya interpretasi, disini waktunya ide, perasaan apriori, sensasi tertentu dan perspektif estetis kritikus mulai dimunculkan. Mulai menyampaikan arti, gagasan dan informasi didalam suatu karya seni berdasarkan deskripsi dan analisis yang sudah dilakukan sebelumnya. Kritik akan mulai dengan pertanyaan apa kaitan judul karya dengan maknanya? apakah yang sebenarnya sedang diceritakan atau disampaikan seniman? apa perasaan yang didapatkan setelah melihat karya seni ini? Tahapan terakhir menghadirkan satu kesimpulan atau penilaian. Kritik memutuskan bagaimana kualitas karya, pendapat yang subyektif biasa juga masuk ke dalam tahapan ini, misalnya apakah kritikus suka atau tidak dengan karya tersebut. Menurut Feldman bagian keempat ini sering diletakkan diawal pada kritik seni, padahal karya tersebut belum diselami sepenuhnya, hal ini merupakan kekeliruan. Isi penilaian apakah seniman tersebut berhasil membuat karya yang berkualitas, serta berhasil menyampaikan gagasannya, atau berhasil secara materi. Gambar : Bernard Berenson, Kritikus Seni Amerika. Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} |