Teori dari Pierce seringkali disebut sebagai "grand theory" dalam semiotika. Mengapa begitu? Ini lebih disebabkan karena gagasan Pierce bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Pierce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Sebuah tanda atau representamen menurut Charles S Pierce adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Sesuatu yang lain itu —oleh Pierce disebut interpretant—dinamakan sebagai interpretan dari tanda yang pertama, pada gilirannya akan mengacu pada Objek tertentu. Dengan demikian menurut Pierce, sebuah tanda atau representamen memiliki relasi 'triadik' langsung dengan interpretan dan objeknya. Apa yang dimaksud dengan proses 'semiosis"merupakan suatu proses yang memadukan entitas (berupa representamen} dengan entitas lain yang disebut sebagai objek. Proses ini oleh Pierce disebut sebagai signifikasi. Dari sudut pandang Charles Pierce ini, proses signifikansi bisa saja menghasilkan rangkaian hubungan yang tidak berkesudahan , sehingga pada gilirannya sebuah interpretan akan menjadi representamen, menjadi interpretan lagi, jadi representamen lagi dan seterusnya. Jika gambar yang menyerupai orang yang tengah duduk di sebuah kursi roda dalam itu merupakan sebuah representamen maka dia secara potensial akan dapat berhubungan dengan tanda-tanda lain sebagai interpretannya. Bisa saja tanda itu akan merujuk pada tanda ketidakmampuan, jenis cacat lain, pelayanan umum bagi mereka yang punya kekurangan fisik. Begitu seterusnya. Upaya klasifikasi yang dilakukan oleh Pierce terhadap tanda memiliki kekhasan meski tidak bisa dibilang sederhana. Pierce membedakan tipe-tipe tanda menjadi : Ikon (icon). Indeks (index) dan Symbol (symbol) yang didasarkan atas relasi di antara representamen dan objeknya. (1) ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan 'rupa' sehingga tanda itu mudah dikenali oleh para pemakainya. Di dalam ikon hubungan anntara representamen dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas. Contohnya sebagian besar rambu lalu lintas merupakan tanda yang ikonik karena 'menggambarkan' bentuk yang memiliki kesamaan dengan objek yang sebenarnya. (2) Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial di antara representamen dan objeknya. Di dalam indeks, hubungan antara tanda dengan objeknya bersifat konkret, aktual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal. Contoh jejak telapak kaki di atas permukaan tanah, misalnya, merupakan indeks dari seseorang atau binatang yang telah lewat di sana, ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran seorang 'tamu' di rumah kita. 3) Symbol, merupakan jenis tanda yang bersifat abriter dan konvensional sesuai kesepatan atau konvensi sejumlah orang atau masyarakat. Tanda-tanda kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol. Tak sedikit dari rambu lalu lintas yang bersifat simbolik. Salah satu contohnya adalah rambu lalu lintas yang sangat sederhana ini.
Charles Sanders Pierce membagi tanda dan cara kerjanya ke dalam tiga katagori. Meski begitu dalam prakteknya, tidak dapat dilakukan secara 'mutually exclusive' sebab dalam konteks-konteks tertentu ikon dapat menjadi simbol. Banyak simbol yang berupa ikon. Disamping menjadi indeks, sebuah tanda sekaligus juga berfungsi sebagai simbol. |