A. Definisi Komunikasi Komunikasi pada zaman saat ini terus berkembang dan semakin canggih, namun banyak yang tidak mengetahui apa itu komunikasi?. Bicara soal komunikasi pada dasarnya sangatlah dibutuhkan saat menerapkan suatu komunikasi baik itu komunikasi intrapersonal atau pun komunikasi massa karena kegunaan dari komunikasi sebagai alat penjelas serta pemberi informasi terhadap objek-objek komunikasi yang agar para komunikan dapat menyerap dengan baik apa yang telah disampaikan oleh komunikator, dan adapun yang sangat diperlukan dalam berkomunikasi termasuk dalam penerapan teori komunikasi ialah komunikator, media, pesan, pemirsa sampai umpan balik. Dari seluruh element komunikasi yang paling memiliki banyak peranan, atau berperan penting dalam proses berkomunikasi ialah seorang komunikator. Apabila seorang komunikator handal maka umpan baliknya akan tercapai dengan baik, dan yang terpenting dalam teori komunikasi ialah bagaimana seseorang dapat membangun komunikasi dengan baik dan jelas. Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya “communis” adalah “communico” yang artinya berbagi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3). Dalam literatur lain disebutkan komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare” yang berarti "membuat sama" (to make common). Istilah “communis” adalah istilah yang paling sering di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata kata Latin yang mirip Komuniksi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan di anut secara sama. Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, “communicate”, berarti (1) untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan informasi; (2) untuk membuat tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik. Sedangkan dalam kata benda (noun), “communication”, berarti : (1) pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran diantara individu-individu melalui simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan (4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Stuart, 1983, dalam Vardiansyah, 2004). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi berasal dari akar kata yang maknanya selalu (1) melibatkan pertukaran simbol atau tanda baik verbal maupun nonverbal, (2) terbangunnya relasi kebersamaan antara komunikator dengan komunikan. Simbol atau tanda verbal seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan. Sementara simbol atau tanda nonverbal seperti mimic, gerak-gerik serta suara. Terbangunnya relasi kebersamaan ini bukan selalu sebagai hubungan yang positif seperti keakraban atau keintiman melainkan terbentuknya kontak hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan melalui simbol atau tanda-tanda tertentu yang bersifat verbal atau nonverbal. Aplikasi kontak simbol ini baik dilakukan dengan diri sendiri (intrapersonal) maupun dengan pihak lain (antarpersonal). Dari uraian tersebut, definisi komunikasi menurut Schramm tampak lebih cenderung mengarah pada sejauhmana keefektifan proses berbagi antarpelaku komunikasi. Schramm melihat sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness), kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience)-nya. Menurutnya, sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai. Pakar komunikasi lain, Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain (Suprapto, 2006 : 5). Sebagai proses, kata Smith, komunikasi sekaligus bersifat
khas dan umum, sempit dan luas dalam ruang lingkupnya. Dirinya menguraikan : 1. Tingkat observasi atau derajat keabstrakannya. (a) Definisi bersifat umum, misalnya definisi yang menyatakan komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. (b) Definisi bersifat khusus, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah alat untuk mengirimkan pesan militer, perintah dan sebagainya melalui telepon, telegraf, radio, kurir dan sebagainya. 2. Tingkat kesengajaan. (a) Definisi yang mensyaratkan kesengajaan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. (b) Definisi yang mengabaikan kesengajaan, misalnya dari Gode (1959) yang menyatakan komunikasi sebagai proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang atau monopoli seseorang menjadi dimiliki dua orang atau lebih. 3. Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan. (a) Definisi yang menekankan keberhasilan dan diterimanya pesan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk mendapatkan saling pengertian. (b) Definisi yang tidak menekankan keberhasilan dan tidak diterimanya pesan, misalnya definisi yang menyatakan komunikasi adalah proses transmisi informasi. Istilah komunikasi telah banyak didefinisikan oleh pakar, akademisi, dan praktisi. Setiap ahli memasukkan aspek-aspek terpenting dalam setiap definisinya. Adanya beragam definisi komunikasi membuat penulis dapat mengetahui lebih mendalam mengenai hakikat komunikasi, unsur, dan prosesnya. Beberapa definisi komunikasi yang dikutip oleh Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi (2006:19-20): 1. Everett M. Rogers Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. - Shannon and Weaver Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling terpengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. 2. Effendy (2009:9) istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlihat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. 3.
Harold D. Laswell dalam Mulyana (2007:69)
mengatakan bahwa terdapat lima poin penting dalam komunikasi yaitu, 4.
Model Lasswell, Salah satu teoritikus komunikasi
massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold Lasswell, dalam artikel
klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering
dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who),
berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996). 5. Borman, 1989. Teori komunikasi ialah satu perkataan atau istilah yang merupakan paying untuk seluruh perbincangan dan analisis yang dibuat secara hati-hati, sistematik dan sadar tentang komunikasi. 6. Littlejohn, 1996. Teori komunikasi ialah satu teori atau sekumpulan atau pemikiran kolektif yang didapati pada keseluruhan teori terutamanya yang berkaitan dengan proses komunikasi. 7. Cragan & Shields, 1998. Teori Komunikasi ialah hubungan antara konsep teoretikal yang membantu untuk memberi secara keseluruhan ataupun sebagian, keterangan, penjelasan, penerangan, penilaian ataupun ramalan tidakan manusia yang berdasarkan komunikator yang berkomunikasi (bercakap, menulis, membaca, mendengar, menonton dan sebagainya) untuk jangka waktu atau masa tertentu melalui media (alat bantu). 8. Hendri Ma’ruf. Teori komunikasi ialah landasan bagi keberhasilan strategi promosi yang dilakukan peritel, termasuk oleh jenis perusahaan lain di industri apa saja. Teori ini menjelaskan siapa yang mengirim pesan apa dengan cara apa kepada siapa dan bagaimana hasilnya? 9. Winda Yulia, teori komunikasi ialah komunikasi yang mengacu pada proses pertukaran pesan serta sinyal di antara aktor-aktor sosial, sebagai suatu elemen penting dalam konstruksi arti dan persepsi, yang merupakan kepedulian sentral dalam model tersebut. 10. Saodah Binti Wok Awang & Narimah Binti Ismail. Teori komunikasi ialah teori yang dipergunakan sebagai alat untuk menerangkan, menjelaskan, menilai, membuat ramalan demi untuk memahami fenomena komunikasi. Dari berbagai definisi komunikasi yang ada, Sasa Djuarsa Sendjaja dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi mencoba menjabarkan tujuh definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut antara lain : 1. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Definisi ini seperti yang dikemukakan Hovland, Janis & Kelley (1953). 2. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Komunikasi ini seperti yang dikemukakan Berelson dan Stainer (1964). 3. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?). Definisi seperti yang dikemukakan Lasswell (1960). 4. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Definisi ini seperti yang dikemukakan Gode (1959). 5. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. Definisi ini seperti dikemukakan Barnlund (1964). 6. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Definisi ini seperti yang disampaikan Ruesch (1957). 7. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. Definisi ini seperti yang dikemukakan Weaver (1949) (Zubair, 2006). Jika dilihat sekilas dari ulasan di atas, kiranya dapat ditarik benang merah bahwa tiap ahli bisa memiliki pandangan beragam dalam mendefinisikan komunikasi. Komunikasi terlihat sebagai kata yang abstrak sehingga memiliki banyak arti. Kenyataannya untuk menetapkan satu definisi tunggal terbukti sulit dan tidak mungkin terutama jika melihat pada berbagai ide yang dibawa dalam istilah itu. Ilmu komunikasi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner sehingga definisi komunikasi pun menjadi banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya berbagai definisi komunikasi yang ada sesungguhnya saling melengkapi dan menyempurnakan sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri. Dibawah ini ialah sebagian banyak tentang macam-macam teori komunikasi, yaitu sebagai berikut: 1. Teori Behaviorisme, Jhon B.Watson (1878-1958) merupakan ilmuwan komunikasi yang mendukung teori ini, di Amerika beliau disebut sebagai bapak behaviorisme, teori ini menerangkan bahwa dari semua perilaku, termasuk tindak balasan atau yang dikenal dengan respon diakibatkan dari adanya rangsangan (stimulus). Dari pernyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa apabila suatu rangsangan telah diamati dan telah diketahui maka respon dari seseorang tersebut akan mudah dan dapat diprediksikan, serta setiap prilaku dapat kita pelajari melalui hubungan stimulus dan juga respon. 2. Teori Informasi, Teori ini merupakan bentuk dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949). Teori ini ialah sebagian dari teori komunikasi yang klasik, dalam teori ini dijelaskan bahwa komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmiter menggunakan saluran & media dalam berkomunikasi. Di dalam teori ini, menitik beratkan pada saluran atau media yang digunakan oleh transmitter apabila sinyal dalam media ini tidak baik maka proses dalam komunikasi tsb tidak akan lancar begitu juga sebaliknya. 3. Teori Agenda Setting, Teori ini hampir sama dengan teori informasi, karena pada teori ini sama-sama bergantung pada media, teori ini diperkenalkan oleh MC Combs & DL Shaw (1972). Teori ini memiliki argumen bahwa media sangat memberi tekanan kepada suatu kejadian, dari kejadian ini media mengangkat peristiwa yang dapat mempengaruhi masyarakat agar menganggap peristiwa tsb penting. Maka dapat disimpulkan apabila apa yang dianggap penting oleh media, maka penting pula bagi masyarakat. 4.
Teori uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan),
5. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa, Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), teori ini sangat menfokuskan kepada kondisi struktural pada suatu masyarakat, dari struktural masyarakat ini kecendurangan akan terjadi suatu efek media massa. Teori ini bisa diakusisi oleh para komunitas masyarakat modern dan bagaimana masyarakat modern memiliki anggapan bahwa media massa ialah pusat informasi yang memiliki andil penting dalam proses memelihara, perubahan, serta konflik dalam tataran masyarakat dan masalah perorangan dalam suatu aktivasi sosial.
B. Fungsi Dan Bentuk Komunikasi Beserta Penjelasannya Lengkap Komunikasi merupakan proses dalam penyampaian pikiran atau pula perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang yang bermaksud bagi kedua belah pihak, dalam situasi tertentu komunikasi ini memakai suatu media tertentu agar dapat merubah sikap maupun tingkah laku seorang atau juga sejumlah orang sehingga terdapat efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13). Komunikasi merupakan proses pemindahan pengertian kedalam bentuk gagasan informasi dari seseorang ke orang lainnya (Handoko, 2002 : 30). Tidak ada satupun kelompok yang dapat eksis tanpa adanya komunikasi : pentransferan makna diantara anggotanya . Hanya dengan melalui pentransferan makna dari satu orang kepada orang lain, maka informasi serta juga gagasan itu bisa dihantarkan. Akan tetapi komunikasi itu lebih dari sekedar menanamkan makna namun harus dapat dipahami (Robbins, 2002 : 310). 1. Fungsi Komunikasia. Kendali, merupakan komunikasi dalam bertindak agar dapat mengendalikan prilaku suatu anggota kedalam beberapa cara, pada tiap organisasi memiliki suatu wewenang serta juga garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh para angotanya. b. Motivasi, komunikasi ini membantu dalam perkembangan motivasi, yaitu dengan cara menjelaskan kepada para karyawannya, apa yang harus dilakukan dan bagaimana mereka dapat bekerja baik dan juga apa yang dapat dikerjakan agar dapat memperbaiki kinerja jika di bawah standar. c. Pengungkapan emosional, pada banyak karyawan didalam kelompok kerja, mereka merupakan sumber utama dalam interaksi sosial, komunikasi yang terjadi dalam kelompok tersebut merupakan suatu mekanisme fundamental yang mana anggota-anggota tersebut, menunjukkan kekecewaan serta juga rasa puas mereka, oleh sebab itu komunikasi itu menyiarkan suatu ungkapan emosional dari perasaan serta juga pemenuhan kebutuhan sosial. d. Informasi, komunikasi tersebut memberikan suatu informasi yang dibutuhkan bagi individu maupun bagi kelompok dalam mengambil keputusan, yaitu dengan meneruskan data mengenai dan juga menilai pilihan-pilihan alternatif (Robbins, 2002 : 310-311). 2. Bentuk-bentuk Komunikasia. Komunikasi vertical Komunikasi ini merupakan suatu komunikasi dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke arah atas atau pula komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan dengan cara timbal balik. komunikasi ini terjadi secara formal b. Komunikasi horizontal Komunikasi ini merupakan suatu komunikasi dengan secara mendatar, contoh komunikasi diantara karyawan dengan karyawan yang lainnya dan komunikasi ini sering sekali berlangsung tidak formal. c. Komunikasi diagonal Komunikasi ini juga sering disebut dengan komunikasi silang, komunikasi ini merupakan seseorang dengan orang yang lain, dari satu dengan yang lainnya, juga berbeda dalam kedudukan serta juga bagian (Effendy, 2000 : 17).
Adapun Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi itu dapat mengalir secara vertikal maupun lateral (menyisi). Dimensi vertikal tersebut dapat dibagi menjadi ke bawah serta juga ke atas. yaitu antara lain sebagai berikut: 1. Ke bawah Komunikasi yang mengarah dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau juga organisasi ke suatu tingkat yang lebih ke bawah lagi. Fungsi dari pada komunikasi ini adalah memberikan suatu penetapan tujuan, memberikan suatu instruksi pekerjaan, menginformasikan suatu kebijakan serta jugaprosedur pada bawahan, menunjukkan suatu masalah yang memerlukan perhatian serta juga mengemukakan adanya umpan balik terhadap kinerja. 2. Ke atas Komunikasi ke atas ini mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi didalam kelompok atau juga organisasi digunakan untuk dapat memberikan suatu umpan balik pada atasan, menginformasikan kepada mereka tentang kemajuan ke arah tujuan serta juga meneruskan masalah-masalah yang ada. 3. Dimensi lateral Komunikasi yang terjadi berada diantara kelompok kerja yang sama, berada diantara anggota kelompok kerja pada level (tingkat) yang sama, diantara manajer-manajer pada level(tingkat) yang sama (Robbins, 2002 : 314-315). Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia beranjak tidur pada malam hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan kehidupan kita mengunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal. Namun, apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri ?
C. Tujuan Komunikasi Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh
komunikan. Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu
menjelaskan pesan utama dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin. Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan
pendekatan persuasif merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain.
Menurut Onong Uchjana Effendy (2009:8) dalam buku Dimensi – Dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Perubahan Sosial/Mengubah Masyarakat ( to change the society ) Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhir supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pemilu, ikut serta dalam berperilaku sehat,dan lain sebagainya. 2. Perubahan Sikap ( to change the attitude ) Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. 3. Perubahan Opini, Pendapat ( to change the opinion ) Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. 4. Perubahan Perilaku ( to change behavior ) Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Berdasarkan tujuan komunikasi yang dikemukakan oleh Effendy, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan komunikasi pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan perubahan dari komunikan atau si penerima pesan sesuai dengan apa yang komunikator atau source inginkan. Perubahan sosial, perubahan sikap, perubahan pendapat dan perubahan perilaku merupakan tujuan umum komunikasi yang dapat dicapai apabila penyampaian dan pemberian informasi dilakukan secara baik dan benar.
D. Syarat-Syarat Komunikasi Dalam berkomunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu dalam
penggunaannya. Syarat-syarat komunikasi adalah sebagai berikut.. 1. Komunikator : komunikator adalah pelaku penyampain pesan yang berupa individu yang sedang berbicara atau penulis, dapat juga berupa kelompok orang, organisasi komunikasi seperti televisi, radio, film, surat kabar, dan sebagainya. 2.
Pesan : pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan mempunyai tema utama sebagai pengarah dalam usaha mengubah
sikap dan tingkah laku orang lain. 3. Komunikan : komunikan adalah penerima pesan dalam komunikasi yang berupa individu, kelompok dan massa Effect (hasil) : effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi dengan bentuk terjadinya perubahan sikap dan perilaku komunikan. Perubahan itu bisa sesuai keinginan atau tidak sesuai dengan keinginan komunikator. E. Proses Komunikasi Menurut Effendy (2009:11-16) terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. Proses Komunikasi secara primer Proses Komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Proses Komunikasi secara sekunder Proses Komuniaksi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seseorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Media kedua yang dimaksud adalah surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan lain-lain. Berdasarkan teori yang telah dipaparkan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
F. Teori Komunikasi Massa Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yakni media cetak dan elektronik (Nurudin, 2011:3-4). Sementara menurut Widjaja (2010:19) komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Massa disini adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Kemudian komunikasi massa, yaitu komunikasi yang ditujukan kepada massa atau sejumlah orang banyak. Drs. R.A Santoso Sastropoetro mengatakan bahwa komunikasi meliputi berbagai kegiatan khusus atau disebut juga “spesialisasi” atau kegiatan komunikasi spesialisasi, yaitu kampanye, propaganda, jurnalistik, periklanan, publikasi, penerangan, rapat besar dan lain-lain (Ruslan, 2008:20) 1. Ciri-Ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Seperti yang diungkapkan Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (2009:21-25) beberapa ciri dalam komunikasi massa adalah sebagai berikut: a. Komunikasi massa berlangsung satu arah Artinya bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan yang disampaikan itu. Termasuk penyiar radio, dan pembaca berita televisi tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga. c. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (publik) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri yang mampu menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. e. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen Khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, dan sebagainya. 2. Fungsi Komunikasi Massa Berdasarkan tujuan yang ada, komunikasi memiliki fungsi yang sangat luas. Adapun fungsi komunikasi menurut Effendy (2009:31) : a. Menginformasikan ( To inform ) b. Menghibur ( To entertain ) c. Mendidik ( To educate ) d. Mempengaruhi ( To influence ) Global TV sebagai stasiun televisi yang menjalankan fungsi komunikasi massa memiliki berbagai program tayangan yang telah di kelompokkan menurut beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, usia, kesenangan (hobby), agama, pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya guna memenuhi keinginan seluruh khalayak yang heterogen. Program-program tayangan ini lah yang menjadi fungsi komunikasi massa seperti, tayangan infotainment dan film televisi yang menghibur, tayangan berita yang banyak memberikan informasi, dan mampu mempengaruhi pendapat, sikap dan perilaku pemirsa serta memberikan tayangan yang dapat mendidik penontonnya. 3. Media Massa Televisi
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu (Nurudin, 2011:9). Televisi merupakan gabungan dari media dengar dengan media gambar hidup (gerak/live), yang bisa bersifat politis informatif, hiburan, pendidikan atau bahkan gabungan ketiga unsur tersebut (Irvan, 2006:2). Keunggulan televisi sebagai media massa: 1. Siaran yang dipancarkan menjangkau seluruh lapisan masyarakat 2. Punya daya tarik khusus sebagai media “pandang-dengar” (audiovisual) (Rumanti, 2005:129). |