PENGAMATAN
Sarwo Nugroho
Pengumpulan data kualitatif adalah data – data yang berupa gejala – gejala hasil observasi dalam bentuk artefak, foto, dokumen, catatan saat dilapangan. Semua teknik untuk mengumpulkan data, kata, tindakan sebagai data utama. Metode penelitian kualitatif data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Pendekatan yang dilakukan secara sadar, terarah, sistematis, dan mempunyai tujuan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat dilakukan secara terbuka atau secara tertutup tergantung pada kebutuhannya. Observasi merupakan salah satu instrument pengumpulan data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, sehingga observasi terfokus pada apa yang diinginkan. Hasil observasi berupa aktifitas, kejadian, peristiwa, objek, dan suasana tertentu. Pengamatan penelitian kualitatif harus sedekat mungkin dengan obyek penelitian untuk memperoleh data secara riil dari suatu peristiwa untuk menjawab pertanyaan penelitian.Observasi dipersiapkan secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Bila pengamat mempunyai kumpulan kategori aktivitas atau fenomena yang telah direncanakan sebelumnya untuk dipelajari. Observasi pada dasarnya bukan hanya mencatat perilaku yang dimunculkan oleh subjek penelitian semata, tetapi juga harus mampu memprediksi apa yang menjadi latar belakang perilaku tersebut dimunculkan. Tugas seorang pengamat bukanlah menentukan kebenaran namun mengungkap kebenaran kebenaran yang terjadi dalam kehidupan orang lain. Dalam sebuah pengamatan tentunya menghasilkan begitu banyak informasi namun tidak semua informasi yang di dapat bisa dituangkan dalam bentuk teks karena terlalu panjang. Pengamat harus melakukan seleksi data mana yang perlu di tuliskan dan mana yang tidak perlu di tuliskan. Oleh karena itu, observasi harus dilakukan secara kontekstual dan secara reflek yang meliputi : 1. Detail, spesidikasi ideal yang dilakukan dalam penelitian kualitatif bahwa pengumpulan data tidak hanya didasarkan data secara umum dan tidak berdasarkan rangkuman tetapi didasarkan dari pengumpulan data – data secara rinci pada obyek penelitian. Peneliti terjun langsung di tengah-tengah masarakat sehingga mampu merekam perilaku atau mendapatkan data secara detail baik perilakunya, kata- katanya dan gerak geriknya. 2. Urut, sebuah catatan urutan memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang seberapa sering peristiwa terjadi dan tentang urutan peristiwa terjadi bagaimana fenomena berevolusi atau berhubungan satu sama lain dari waktu ke waktu. Catatan urutan pada skala waktu yang menambah tingkat lanjut detail, menunjukkan interval waktu antara peristiwa. Catatan urutan seringkali sangat berguna bagi peneliti melakukan observasi terstruktur. Kadang-kadang, bagaimanapun, peneliti mungkin membutuhkan informasi tentang durasia cara tertentu. Dalam hal peneliti juga akan kode awal dan akhir dari suatu kegiatan atau peristiwa tertentu. Urutan merupakan upaya pengamat mampu menangkap bagaimana hal-hal yang dicapai disusun atau rangkaian tindakan atau prakteknya. 3. Suasana, melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktifitas kehidupan yang diteliti. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Untuk mengidentifikasi suasana dalam pengamatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kontras (berhubungan dengan suasana yang berlawanan) dan synecdoches (berhubungan dengan suasana secara menyeluruh atau sebaliknya).
Penyamaran dalam observasi merupakan suatu teknik observasi dimana subjek yang menjadi obyek penelitian sepenuhnya tidak menyadari bahwa mereka sedang diobservasi. Penyamaran dalam observasi harus memiliki alasan yang kuat dan ilmiah untuk dilakukan, meskipun secara transparan sulit untuk pengumpulan data dengan baik. Metode ini mengurangi bias pengobservasi tetapi mendatangkan masalah etika.Tidak ada batasan selain kepraktisan mendapatkan akses dan etika tidak mengungkapkan identitas atau ancaman terhadap orang – orang yang diteliti, hal ini bisa disebut etis selama ada persetujuan dari pihak – pihak terkait dalam penelitian. Observasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya : 1. Untuk memperoleh informasi dan data tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Seperti contoh pada tulisan David, tentang kehidupan di panti jompo. Data yang dikumpulkan telah mempunyai keandalan yang tinggi karena peneliti sendiri yang mengamati secara seksama setiap perilaku yang diamati. 2. Memperoleh gambaran yang riil dan lebih jelas tentang kehidupan sosial. Peneliti dapat mengamati secara langsung sesuai dengan sudut pandang subjek penelitian 3. Berfungsi sebagai Eksplorasi, artinya dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang masalahnya dan memungkinkan petunjuk – petunjuk tentang cara memecahkannya.
Setiap pengamat harus menggunakan pengalaman pribadinya dan cara untuk memetakkan untuk menemukan peluang pada saat mekalukan pengamatan, sehingga akan mendapatkan data yang sesuai dengan penenlitian. Dalam pengamatan sebaiknya menentukan objek observasi yang baik agar hasil dari observasi dapat optimal, kemudian lakukan observasi berkelanjutan agar lebih akurat data yang didapatkan sesuai dengan penelitian. Pengamatan dilakukan dengan cermat dan kritis supaya apa yang dilakukan pada pengamatan mendapatkan data yang benar sesuai penelitian. |