Meskipun desainer cetak dan web memiliki banyak kesamaan, ada beberapa variasi penting bagi orang-orang (baik di luar maupun di dalam industri) yang sering tidak pahami. Mulai dari alur kerja, format file hingga alat dan terminologi. Meskipun tidak mendetail, panduan berikut ini menawarkan gambaran singkat tentang beberapa perbedaan terbesar (dan seringkali yang paling membingungkan) diantara kedua disiplin ilmu tersebut.

Cetak dan web: dua sisi dari koin desain yang sama.

1. Metode Cara Melihat: Bagaimana Pengguna Berinteraksi dengan Desain Anda

Salah satu perbedaan terbesar antara desain cetak dan web adalah bagaimana orang melihatnya. Memegang sesuatu yang di tangan Anda, seperti selembar kertas, brosur lipat, buku adalah pengalaman yang berbeda dibandingkan melihat sesuatu di layar. Ada beberapa persimpangan, seperti majalah digital mempunyai bentuk yang sama seperti desain cetak. Namun secara umum, pengalaman fisik dan digital adalah garis pemisah yang jelas antara desain cetak dan web. Dimana dan bagaimana desain akan dilihat mengambil peran yang besar dalam keputusan yang diambil si desainer.

2. Pengalaman: Bagaimana Desain Anda Melibatkan Indera Pengguna

Hal yang terkait erat dengan sifat fisik atau digital dari sebuah desain adalah bagaimana pengalaman si pengguna. Baik desain cetak maupun desain web memiliki kualitas visual yang sama, yakni desainnya harus memberi kesan yang baik tidak peduli apa pun produk akhirnya. Untuk komponen visual ini, desain cetak memberikan pengalaman sentuhan yang meliputi efek tekstur, bentuk, atau pencetakan seperti letterpress, embossing, atau screenprinting. Pengalaman desain web menambahkan kemungkinan untuk elemen audio/video dan opsi interaktif lainnya (lebih detail pada poin #3).

Ambil sebuah buku, sebagai contoh. Banyak pembaca yang menyukai berat buku di tangan mereka, tekstur, gemeresik, bahkan bau halamannya. Itu adalah kualitas yang tidak dapat diproduksi ulang dalam bentuk digital apapun. E-book, bagaimanapun itu juga memiliki kualitas unik mereka sendiri yang tidak ada dalam bentuk cetak. E-book anak-anak mungkin memiliki ilustrasi animasi, atau buku teks digital mungkin memiliki hyperlink ke sumber lain. Kedua pendekatan tersebut memiliki nilai dan daya tarik tersendiri.

3. Statis vs. Interaktif: Siklus Hidup Desain dan Cara Pengguna Terhubung dengan Proyek

Begitu desain akan di cetak, desainnya tidak akan berubah (kecuali keputusan untuk merancang ulang dan mencetak ulang, dimana ini akan menghabiskan waktu dan uang; tidak ideal). Desain web, bagaimanapun juga dapat diatur, diubah, atau didesain ulang sepenuhnya setiap saat. Banyak situs web terutama web yang sering berubah konten seperti situs berita akan terlihat berbeda setiap hari. Gambar yang berbeda, teks yang berbeda; mereka diciptakan untuk berganti.

Itu berarti bahwa (tidak seperti desainer cetak, yang biasanya mengirimkan pekerjaan ke printer dan menganggapnya selesai), desainer web harus mempertimbangkan fungsionalitas dari proyek yang sedang berjalan. Elemen seperti tombol, tautan, efek mouse, formulir atau jajak pendapat, video, dan fitur interaktif lainnya harus bekerja dengan benar. Tidak ada cara cepat untuk kehilangan pengguna selain ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang diharapkan. Desain web berbeda dari desain cetak dalam hal interaktif ini. Kualitas dinamis sering memerlukan semacam masukan atau interaksi pada posisi pengguna, seperti mengklik, mengetik, dll., yang mana ini membawa kita ke poin berikutnya...

4. Penggunaan & Navigasi: Membuat Desain Anda Ramah Pengguna

Karena desain cetak tergantung pada ukuran fisik dan bentuk permukaan atau objek, navigasinya biasanya terbatas hanya untuk membalik atau membuka halaman. Pada web, navigasi tidak sesederhana itu. Pengguna mungkin berhadapan dengan sejumlah layout yang berbeda dan butuh cara mudah untuk menemukan konten yang mereka cari. Di sinilah guna dari menu. Menu menjadi pusat navigasi situs web dan harus berada di lokasi yang mudah ditemukan pengunjung.

Dengan banyaknya variasinya web baru-baru ini, baik itu perangkat dan gadget, muncul kekhawatiran tentang bagaimana tampilan situs web di berbagai perangkat dan ukuran layar. Dimana ini mengarahkan fokus pada desain yang responsif atau desain yang disesuaikan dengan berbagai metode penayangan. Desainer web harus mempertimbangkan tidak hanya bagaimana desain itu akan tampil pada perangkat yang berbeda, tetapi juga apa yang akan terjadi (dan bagaimana perubahan desain) saat pengguna menggulir, memperbesar dan memperkecil, atau melakukan tindakan lainnya. Desain seluler dan penjelajahan web seluler menjadi pertimbangan yang sangat besar. Bagaimana keterbacaan dan navigasi harus berubah untuk menyesuaikan dengan format tersebut dan menciptakan pengalaman pengguna yang baik?

5. Kompatibilitas: Menguji Desain Web Anda

Bagi desainer web, kompatibilitas merupakan komponen utama dalam menciptakan pengalaman pengguna yang hebat. Setiap desain web, termasuk situs web, email, e-newsletter, dan format lainnya, harus tampil dan beroperasi dengan benar di berbagai browser web dan sistem operasi yang berbeda. Ini bisa menjadi rumit, karena berbagai platform ini masing-masing memiliki keterbatasan sendiri. Misalnya, iOS, sistem operasi mobile dari Apple, tidak akan menampilkan desain berbasis Flash, dan Internet Explorer (versi 8 atau di bawahnya) tidak dapat menampilkan SVG (scalable vector graphics). Desainer web harus selalu mengingat semua isu ini dan yang lainnya untuk membuat desain mereka akrab pengguna sebisa mungkin dan bagi banyak orang sebisa mungkin.

6. Tata Letak: Bagaimana Anda Menyusun Konten Anda

Baik desain cetak maupun desain web memiliki banyak elemen desain yang sama, seperti tipografi, gambar/grafik, bentuk, garis, warna, dll. Jadi, banyak dari praktik terbaik berlaku untuk masing-masingnya.

Setiap pendekatan juga memiliki persyaratan tata letak yang unik. Untuk desain cetak, semua informasi harus disajikan dalam batasan permukaan cetak, sedangkan untuk web, desainer memiliki fleksibilitas yang hampir tak terbatas untuk mengorganisir, mengatur, dan menyaring informasi.

Proyek cetak harus memenuhi standar tertentu menggunakan parameter seperti margin dan bleed. Sementara itu situs web bertujuan memberikan pengalaman yang konsisten diantara metode penayangan yang berbeda, seperti web dan seluler. Karena berbagai browser dapat mengubah tata letak asli disainer web. Untuk mencapai fungsionalitas maksimal memerlukan pengujian terhadap berbagai browser dan sistem operasi yang berbeda.

7. Ukuran: Memanfaatkan Ruang Desain Anda dengan Baik

Ukuran dan tata letak berjalan beriringan. Untuk desain cetak, ukuran permukaan cetak adalah salah satu penentu terbesar bagaimana disainer memanfaatkan ruangan itu. Elemen desain apa yang akan digunakan, jumlah dan ukuran teks, dll. Meskipun ada ukuran standar untuk berbagai proyek, seperti surat, kartu nama, poster, foto, namun kemungkinan hampir tidak terbatas. Karena permukaan kertas dan permukaan cetak lainnya dapat dipotong sesuai ukuran atau bentuk apa pun.



Untuk web, "ukuran" akan lebih abstrak. Ukuran desain yang dilihat terbatas pada sejumlah perangkat yang tersedia saat ini, dari monitor komputer, laptop hingga tablet dan smartphone. Namun konten tersebut idealnya harus menyesuaikan dengan perangkat apa pun. Kemampuan adaptasi itu dikenal sebagai desain responsif, yang semakin diminati karena kebiasaan orang menjelajahi web mulai beralih ke arah yang lebih mobile.

8. Resolusi, Bagian 1: Ikhtisar & DPI (Memastikan Desain Anda Terlihat Bagus)

Penting untuk memahami dasar-dasar resolusi, baik untuk cetak dan web. Karena resolusi menentukan kualitas gambar, seberapa bagus tampilan foto dan grafis pada desain akhir Anda. Seperti penjelasan diatas, tetap bersama saya, kita akan membahas sesuatu yang sedikit teknis di sini.

Anda akan sering mendengar resolusi yang mengacu pada dua istilah: DPI (titik per inci) atau PPI (piksel per inci). Banyak orang keliru menggunakan kedua istilah ini saling bergantian namun sebenarnya keduanya adalah hal yang berbeda. Bahkan pengembang perangkat lunak yang seharusnya tahu lebih baik, termasuk Adobe, kadang memberi label keduanya secara tidak benar.

DPI berperan dalam proses pencetakan yang sebenarnya. DPI adalah kepadatan titik tinta yang tercetak pada permukaan cetak yang berukuran satu inci.

Peralatan yang diatur untuk mencetak dengan DPI yang lebih tinggi akan menghasilkan gambar yang berkualitas lebih tinggi. Tapi, tidak seperti PPI, DPI tidak ada hubungannya dengan ukuran cetak. DPI berhubungan dengan kemampuan peralatan cetak yang digunakan, sesuatu yang diluar kendali bagi sebagian besar disainer. Selanjutnya, DPI tidak relevan untuk desain web, karena DPI secara khusus melibatkan bagaimana tinta dicetak di permukaan. Waspadalah karena banyak orang yang salah menggunakan "DPI" sebagai istilah umum untuk mengacu pada resolusi dalam konteks desain apapun.

9. Resolusi, Bagian 2: PPI (Memastikan Desain Anda Terlihat Terbaik)

PPI menyatakan jumlah piksel (blok bangunan persegi dari gambar digital) yang ditampilkan dalam satu inci ruang layar.

Semakin banyak piksel per inci kualitas gambar akan semakin tinggi, lebih jernih dan tajam. Pixelation (buram, distorsi, kehilangan kualitas) terjadi saat PPI tidak cukup untuk dicetak atau ketika gambar digital ditampilkan secara online pada ukuran yang lebih besar dari dimensi pixel aslinya.

Layar pada perangkat yang kita gunakan saat ini memiliki resolusi yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk web, standar umum kualitas gambar yang dapat diterima adalah 72 PPI. Meskipun ini dapat berubah karena banyak perangkat yang diproduksi dengan tampilan yang beresolusi tinggi. Sebastien Gabriel, perancang untuk Google Chrome, menjelaskan:

Komputer Windows memiliki PPI default 96. Mac memiliki 72 meski nilai ini belum akurat sejak tahun 80-an. Secara umum, desktop non-retina (termasuk mac) akan memiliki PPI minimum 72 hingga maksimum sekitar 120. Merancang dengan PPI antara 72 dan 120 akan memastikan pekerjaan Anda kurang lebih akan memiliki rasio ukuran yang sama di mana pun.

Mempersiapkan gambar digital (yang diukur dalam piksel) untuk dicetak (yang diukur dalam inci, sentimeter, atau unit lainnya) adalah dimana letak kebingungan sering terjadi. Jika piksel mewakili ruang layar, bagaimana cara menerjemahkan suatu desain untuk ditampilkan di atas kertas? Sebuah sumber resmi pemerintah Amerika yang memberitahu museum tentang cara melestarikan foto dan sumber lainnya, mereka menyarankan bahwa ukuran PPI dan cetak memiliki hubungan yang terbalik. Artinya, nilai PPI yang tinggi (lebih banyak piksel per inci) memadat atau mengurangi ukuran cetak secara fisik, namun meningkatkan kualitasnya. Ini berarti, tergantung pada karakteristik proyek tertentu, disainer harus menentukan PPI sebuah file untuk menghasilkan kombinasi ukuran dan kualitas yang tepat:

"Jumlah PPI yang dibutuhkan untuk cetakan yang berkualitas tergantung pada ukuran cetaknya. Cetakan yang besar umumnya dilihat dari jauh dibanding cetakan kecil, jadi jumlah PPI yang lebih kecil umumnya dapat diterima secara visual....”

Tanpa pembesaran, mata manusia tidak bisa membedakan detail dalam cetakan lebih dari 300 PPI. Bergantung pada printer, standar umum saat ini membutuhkan 300 PPI untuk menghasilkan cetakan yang kualitas.

Anda mungkin sering mendengar pembuat cetakan dan bahkan disainer mengungkapkan kebutuhan sebuah file untuk disimpan pada 300 DPI. Mereka benar-benar meminta 300 PPI.

10. Jenis File: Cara Memilih Format yang Tepat untuk Desain Anda

Desainer memiliki banyak jenis file yang bisa dipilih. Tapi file apa yang tepat untuk situasi tertentu? Apakah tipe tertentu lebih cocok untuk web daripada untuk cetak, dan sebaliknya? Meskipun semua akronim bisa membingungkan, ada baiknya memahami bahwa setiap format file terbagi dalam dua kategori dasar: raster atau vektor. Gambar raster terdiri dari piksel, foto digital contoh umumnya. Dan kualitasnya bervariasi tergantung pada resolusinya (yang baru saja kita bahas di atas). Distorsi dapat terjadi dengan mudah jika gambar raster diperbesar melebihi resolusi (yang diukur dalam piksel per inci) yang memungkinkan. Gambar vektor, di sisi lain, tidak dibatasi oleh piksel. Tanpa terlalu teknis, vektor mengacu pada grafik yang didefinisikan oleh persamaan matematis, yang memungkinkannya diskalakan dengan ukuran apapun tanpa kehilangan kualitas.

Berikut adalah ikhtisar singkat dari beberapa jenis file yang umum, karakteristik mereka, dan jenis proyek yang dapat Anda gunakan:

Untuk Cetak & Web:

  • JPG (atau JPEG): Kebanyakan orang telah mengenal format ini. JPG adalah format file default pada banyak kamera digital. JPG harus disimpan dengan resolusi yang sesuai dan pada ruang warna yang benar (CMYK untuk cetak dan RGB untuk web; penjelasan lebih detil lagi pada bagian selanjutnya).

  • PDF: digunakan secara umum, mempertahankan konten asli dan tampilan file terlepas dari di mana atau bagaimana akan ditampilkan.

  • EPS: paling umum untuk menyimpan grafis vektor untuk mempertahankan skalabilitasnya. Tidak selalu mudah dibaca pada PC.

  • PNG: gambar berkualitas tinggi; mendukung transparansi /keburaman.

Hanya cetak:

  • TIFF: Gambar kualitas tinggi dan ukuran file yang besar (mengkompresi gambar tidak akan mengurangi kualitas, tidak seperti JPG); kompatibel dengan Mac dan PC. Biasa nya digunakan untuk penyerahan akhir ke printer.

Hanya web:

  • GIF: mendukung grafis yang menampilkan efek animasi dan/atau transparansi. Kemampuan warna tidak sebagus JPG (hanya 256 warna atau kurang, jadi tidak cocok untuk foto). Ideal untuk grafis sederhana di web karena ukuran file yang rendah tidak berdampak negatif pada kecepatan pemuatan halaman.

  • SVG: format vektor yang dapat ditingkatkan ke atas atau bawah sampai ukuran apapun tanpa kehilangan kualitas

Perangkat lunak tertentu:

  • PSD: file yang dapat diubah (berbasis raster) yang dibuat di Photoshop

  • AI: file yang dapat diubah (berbasis vektor) yang dibuat di Adobe Illustrator


Jika desain Anda untuk web, selalu pilih "sebagai gambar", atau jika itu untuk cetak pilih "PDF".

11. Warna, Bagian 1: Ikhtisar & CMYK (Jenis Warna yang Akan Digunakan untuk Mencetak)

Warna tampil sangat berbeda antara yang tercetak di selembar kertas dengan yang dilihat di layar. Ini karena melibatkan ruang warna yang berbeda: CMYK untuk cetak dan RGB untuk web. Jika menggunakan kedua metode ini untuk satu proyek, misalnya, membantu bisnis untuk membuat logo situs web dan juga koordinator kartu bisnis, disainer harus memastikan warna yang tampil konsisten di antara kiriman yang berbeda.

Bagaimana cara melakukannya? Cara yang paling umum adalah dengan menggunakan Sistem Pencocokan Pantone. Warna yang ekuivalen dapat ditentukan untuk web dan cetak, dan juga untuk berbagai jenis permukaan cetak. Warna Pantone memiliki nomor referensi tersendiri, yang berbeda dari kode warna yang terkait dengan CMYK dan RGB. Sistem Pantone memudahkan desainer, klien, dan printer untuk berkolaborasi dan memastikan agar produk akhir terlihat sesuai keinginan.

Sekarang mari kita bahas intinya. Apa itu CMYK? CMYK adalah singkatan dari empat warna tinta yang digunakan oleh semua printer: cyan, magenta, kuning, dan hitam. Desainer mengidentifikasi warna individu yang ingin mereka gunakan untuk proyek cetak dengan kode yang memberikan persentase setiap jenis tinta yang dibutuhkan untuk membentuk warna tertentu. Misalnya, jika Anda ingin menggunakan warna biru yang sama dengan yang digunakan Twitter untuk logonya, panduan gaya perusahaan akan memberi tahu kami bahwa kode warna CMYK untuk "Biru dari Twitter" adalah 70/10/0/0 . Ini berarti sian 70%, 10% tinta magenta, dan tidak ada tinta kuning atau hitam. Anda kemudian dapat memasukkan kode tersebut ke dalam perangkat lunak rancangan Anda dan menggunakan warna biru yang sama persis seperti yang dimiliki oleh Twitter.

Saat mengerjakan desain menggunakan ruang warna CMYK, penting untuk diingat bahwa warna di layar tidak menunjukkan dengan tepat bagaimana warna yang tampil saat dicetak. Proses pemeriksaan diperlukan untuk memastikan warna diterjemahkan dengan benar dari satu layar ke kertas lainnya.

12. Warna, Bagian 2: RGB (Jenis Warna untuk Penggunaan untuk Web)

RGB mengacu pada warna yang Anda lihat saat Anda melihat layar digital atau monitor, titik merah, hijau, dan biru yang bergabung untuk menciptakan warna yang terlihat di layar TV atau komputer Anda.

Mendapatkan warna yang konsisten untuk web bisa menjadi rumit karena kemampuan tampilan bervariasi dari monitor ke monitor dan warna akan terlihat berbeda tergantung pengaturan kecerahan, kontras, dll. Idealnya, pengguna akan mengkalibrasi layar mereka untuk memastikan representasi warna yang akurat. (Sistem operasi Mac dan Windows memiliki alat internal yang dapat Anda gunakan untuk mengkalibrasi layar laptop atau monitor eksternal Anda sendiri.)

Warna RGB diwakili oleh tiga set angka (berkisar antara minimum dan maksimum, biasanya 0 sampai 255) yang mengacu pada jumlah cahaya merah, hijau, dan biru yang diperlukan untuk membuat warna tertentu. Untuk melanjutkan contoh Twitter, nilai RGB untuk "Twitter Blue" adalah 85/172/238, artinya 238 adalah nilai untuk cahaya biru, yang dominan. Enam digit kode yang dikenal sebagai nilai heksadesimal, biasa disebut kode hex, adalah cara lain untuk memberi label warna RGB. Ini digunakan secara khusus untuk mengidentifikasi dan membuat warna saat membangun desain dengan HTML dan CSS.

Karena ruang warna RGB menggunakan spektrum warna yang lebih besar daripada CMYK. Perlu dicatat beberapa beberapa disainer pada awalnya senang membuat proyek cetak dalam RGB karena opsi warnanya lebih banyak. Selanjutnya mereka akan mengubah desain yang telah selesai itu ke CMYK sebelum dicetak.

Jadi, begitulah para disainer profesional berpikir tentang warna. Jika Anda merasa sedikit terbebani, Anda akan senang mengetahui bahwa Canva akan secara otomatis mengoptimalkan desain Anda untuk cetak dan web.

Pilih warna Anda dari roda warna dengan menyeret mouse Anda mengelilingi lingkaran spektrum. Bila Anda siap untuk mendownload desain Anda, Anda akan diberikan dua pilihan: untuk menyimpan sebagai gambar, atau PDF.

Jika desain Anda untuk web, selalu pilih "sebagai gambar", atau jika untuk ceak cetak pilih "PDF".

13. Tipografi: Bagaimana Cara Memilih dan Menggunakan Font yang Tepat untuk Desain 

Jika Anda pernah membeli font atau mengunduh font online secara gratis untuk suatu proyek desain, kemungkinan Anda memperhatikan bahwa font terdiri dalam dua kategori: font desktop dan font web. Istilah ini berkaitan dengan perizinan, masalah hukum dan hak cipta seputar di mana, bagaimana, dan berapa kali font itu dapat digunakan. Secara umum, font desktop dilisensikan ke satu pengguna untuk dipasang di komputer mereka dan digunakan dengan berbagai cara, seringkali untuk desain cetak. Font web, di sisi lain, dibuat dan dioptimalkan secara khusus untuk digunakan di situs web, menggunakan CSS. Pilihan perancang untuk font web biasanya sangat terbatas, namun sumber daya seperti Google Fonts (gratis) dan TypeKit (pilihan gratis terbatas; selain itu adalah langganan berbayar) memberi banyak pilihan.

Selain sumber daya aktual, disainer juga menangani tipografi. Pendekatan untuk mengatur jenis font ini berbeda antara proyek cetak dan web. Untuk cetak, selain dari praktik umum terbaik, apapun dapat terjadi. Pendekatannya bergantung pada proyek-proyek tertentu, dan perancang memiliki kontrol penuh tentang bagaimana tampilan tipografinya.

Untuk web, bagaimanapun itu, font yang tampil bersih dan mudah dibaca (seringnya adalah font sans-serif, atau serif yang tidak berkilau) adalah prioritas. Para disainer memiliki sedikit kontrol terhadap bagaimana tampilan font di berbagai perangkat, sehingga meningkatkan keterbacaan (semaksimal mungkin) adalah kuncinya. Karena itulah konten web sering memiliki paragraf pendek teks yang pendek dan terdapat jarak antar baris yang luas.

Canvas memiliki kit font yang dapat diatur sendiri yang berisi lebih dari 140 font gratis untuk Anda gunakan dalam desain Anda. Jika Anda adalah pemula yang mulai menggunakan font, panduan komprehensif tipografi umum ini layak untuk Anda bookmark.

14. Kontrol: Desain Keterbatasan dan Berapa Lama Proses Berlangsung

Tipografi bukanlah satu-satunya hal bagi disainer web dengan kontrol yang terbatas. Desain web adalah platform yang menarik karena disainer menentukan tampilan awal suatu proyek, namun pengguna dapat mengganti pilihan tersebut seperti mengubah ukuran jendela browser, memperbesar atau memperkecil, atau menyesuaikan setelan browser seperti pilihan font dan ukuran teks.

Disainer cetak memiliki kontrol lengkap yang banyak atau sedikit terhadap proyek mereka, seperti menyesuaikan, mengubah, atau mengatur sampai saat pencetakan. Pengguna tidak memiliki pilihan tentang bagaimana produk akhir akan terlihat, sebaliknya perancang cetak membuat keputusan yang tepat mengenai penampilan suatu desain selanjutnya mencari printer untuk mengakomodasi kebutuhan mereka.

Namun, begitu desain keluar dari printer semua berakhir begitu saja. Disainer web, di sisi lain, memiliki kontrol yang lebih berkelanjutan. Jika seorang desainer ingin memperbaiki kesalahannya, mengubah elemen tertentu di situs web, atau bahkan memperbaiki keseluruhan desain, itu adalah pilihan.

15. Konstruksi: Kenapa Metode Disainer Bervariasi dan Kapan itu penting

Setiap disainer memiliki proses sendiri, metode dan alur kerja pilihan mereka tentang bagaimana menyusun suatu desain. Untuk desain web, proses itu mungkin lebih berdampak pada produk akhir dibandingkan desain cetak. Anda lihat, para disainer cetak menyadari bahwa ada lebih dari satu cara yang benar untuk menyelesaikan sesuatu. Pada banyak situasi, selama desain itu terlihat bagus untuk hasil akhirnya, bagaimana cara sampai kesana itu tidak terlalu penting. Seorang disainer mungkin harus melakukan hacking dalam sebuah proyek, namun penonton yang melihat hasilnya kemungkinan tidak tahu hal itu.

Agak sedikit lebih rumit untuk desain web. Bagaimana sebuah situs digabungkan, apa yang "di balik layar," demikian istilahnya, akan mempengaruhi produk akhir, termasuk penggunaan (bagaimana pengunjung dapat menemukan hal-hal di situs, kecepatan pemuatan halaman) dan visibilitas di mesin pencari.


 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved