Rumah tumbuh adalah hunian yang dirancang secara bertahap. Pembangunan rumah secara bertahap biasanya diterapkan karena keterbatasan lahan dan minimnya biaya pembangunan. Konsep rumah tumbuh juga diaplikasikan seiring dengan pertambahan jumlah anggota keluarga. Perluasan lahan pada rumah tumbuh sendiri dapat berupa penambahan massa bangunan secara horizontal maupun rumah vertikal. Meskipun memerlukan waktu yang lama, dari segi pembiayaan konsep rumah tumbuh terbukti sangat efektif untuk mewujudkan rumah impian karena pembangunan rumah mengikuti jumlah anggaran yang tersedia. Namun dalam membangun rumah tumbuh, diperlukan perencanaan biaya dan tahapan pembangunan yang matang guna memperlancar proses pengerjaannya. Langkah dan aspek apa saja yang perlu kamu ketahui dalam pembangunan rumah tumbuh?
1. Tentukan skala pioritas pembangunan untuk setiap tahapan Pada tahap pertama pembangunan rumah tumbuh, pioritaskan membangun ruang-ruang yang paling dibutuhkan. Kebutuhan akan ruangan bisa disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga. Keberadaan ruang terbuka dapat menjadi tabungan lahan untuk pembangunan rumah tumbuh di tahap selanjutnya. Sambil menunggu perbaikan kondisi finansial, ruang terbuka ini dapat difungsikan sebagai teras atau taman kecil. Pembangunan rumah tumbuh tahap selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah ruangan, meningkatkan lantai, atau melengkapi komponen arsitektur tertentu, seperti memasang pagar di depan rumah. Pioritaskan juga area-area terbuka sebagai rongga bangunan di rumah tumbuh.
2. Tentukan arah perluasan bangunan Penambahan massa bangunan pada rumah tumbuh memang dapat dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal. Namun, sebaiknya dua jenis perluasan tersebut tidak dilakukan dalam satu tahapan langsung. Jika memang merumuskan pembangunan rumah tumbuh jangka panjang, tentukan perluasan apa saja yang dilakukan di setiap tahapan. Hindari juga kemungkinan terjadinya perubahan letak ruangan dan pembongkaran besar sehingga tidak merusak bangunan di tahap sebelumnya. Dalam tahapan lanjut pembangunan rumah tumbuh, kondisi eksisting bangunan sangat mempengaruhi pembangunan ruangan lainnya. Misalnya, jika ingin menambah lantai bangunan sedapat mungkin bangunan tahap awal telah menyediakan fondasi untuk lantai di atasnya. Desain atap mendatar dapat menjadi solusi untuk pembangunan rumah tumbuh secara vertikal sehingga tidak memerlukan pembongkaran atap secara menyeluruh.
3. Gunakan material yang mudah ditemukan di pasaran Pastikan juga jikamenggunakan material bangunan yang seragam pada tiap tahap pembangunan rumah tumbuh. Jangan sampai bahan bangunan yang digunakan di tahapan awal tidak lagi diproduksi saat kamu memulai tahapan pembangunan berikutnya. Karena pilihan material turut berpengaruh terhadap lamanya proses dan biaya pembangunan, pemakaian material ringan dan instan dapat mempercepat proses pembangunan rumah tumbuh. Baja ringan dapat digunakan untuk konstruksi bangunan dan atap. Untuk dinding, bata ringan dan gipsum bisa mempersingkat perancangan.Vinyl juga dapat menjadi pilihan untuk desain lantai cantik dengan pemasangan praktis.
4. Buat kalender kerja tahapan pembangunan Molornya waktu pengerjaan rumah tumbuh dapat berakibat pada pengeluaran dana ekstra. Maka dari itu, setiap tahapan pembangunan rumah tumbuh perlu dilaksanakan dalam jangka waktu yang pasti. Namun, hindari pengerjaan yang terburu-buru. Alih-alih rumah impian cepat diwujudkan, pembangunan rumah tumbuh malah terhenti akibat kelalaian pemasangan. Dalam menentukan lama pengerjaan tiap tahapan, pertimbangkan juga masalah teknis yang mungkin terjadi. Pembangunan rumah tumbuh dapat dilakukan menjelang akhir musim hujan. Pada periode ini intensitas hujan kecil sehingga kondisi udara cenderung lembap. Hal ini menguntungkan proses konstruksi. Susunan bata untuk dinding lebih cepat merekat, proses finishing setelahnya juga jadi tidak terhambat.
5. Lakukan perhitungan biaya secara mendetail Perhitungan biaya pembangunan rumah tumbuh harus mencakup pengeluaraan untuk material, upah tenaga ahli dan pekerja konstruksi, serta biaya perombakan bangunan. Namun faktor yang paling mempengaruhi besaran biaya adalah seberapa efesien material yang digunakan sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga pekerja. Karena pembangunan rumah tumbuh dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, perhitungkan juga kenaikan biaya akibat inflasi yang terjadi di tahapan selanjutnya. Selain penggunaan material efisen dan pembangunan yang tepat waktu, beberapa siasat memang bisa dilakukan untuk lebih meminimalisir biaya dalam pembangunan rumah tumbuh. Salah satunya dengan mengurangi sekat antar ruangan. Selain itu, trik ini pun efektif mempermudah proses perluasan lahan di tahap selanjutnya. 6. Percayakan perencanaan dan pembangunan pada tenaga professional
Agar rancangan rumah tumbuh sesuai dengan kaidah arsitektur yang benar, perancanaan setiap tahapan sebaiknya dilakukan bersama dengan arsitek dan desainer profesional. Begitupun pada tahapan eksekusi pembangunan rumah tumbuh, percayakan pada kontraktor dan tenaga konstruksi yang telah ahli menangani proyek rumah tumbuh. Meskipun dibutuhkan biaya tambahan saat memakai tenaga profesional, namun hasil akhir rumah tumbuh dijamin akan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. |