Semiotika, juga dikenal sebagai semiologi atau teori tanda, adalah studi tentang bagaimana kita menggunakan tanda untuk menciptakan dan menyampaikan makna saat kita berkomunikasi. Ini adalah teori yang mempunyai dampak penting dalam ilmu kemanusiaan dan sosial karena telah membantu kita untuk memahami secara mendalam komunikasi kita, interaksi yang kita bangun serta beberapa elemen konteks di mana kita berkembang.
Apa itu semiotika? Semiotika adalah disiplin ilmu yang bertugas mempelajari tanda-tanda dan cara-cara di mana makna dikonstruksi dan ditransmisikan selama komunikasi. Merupakan bagian dari teori bahasa, dimana tanda diartikan sebagai satuan minimum suatu kalimat; suatu unsur (objek, fenomena, tanda) yang digunakan untuk mewakili atau menggantikan unsur lain yang tidak ada; Oleh karena itu, tanda merupakan suatu unsur yang sarat dengan makna. Untuk mempelajarinya, semiotika dibagi menjadi tiga cabang utama: semantik, pragmatik, dan sintaksis. Salah satu pendahulunya adalah teori tanda Saussure, yang juga dikenal sebagai semiologi. Sebenarnya istilah semiologi berasal dari bahasa Yunani “semeion” yang berarti tanda. Pendahulunya dapat ditemukan dalam bidang filsafat atomistik, dan juga pada abad ke-17, ketika John Locke berbicara tentang semiotiké sebagai ilmu atau seperangkat prinsip untuk menjelaskan tanda. Pada abad yang sama, filsuf Jerman Johann Lambert menulis sebuah risalah yang membahas topik yang sama, dengan konsep semiotika. Namun, pendahulu yang paling dikenal dari disiplin ini berasal dari abad ke-20 dan studi Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce. Seperti disiplin ilmu lainnya, semiotika telah melalui tahapan yang berbeda-beda dan mengalami transformasi sesuai dengan arus filosofis dan ilmiah yang berbeda. Zecchetto (2002) berbicara tentang tiga generasi semiotika: generasi pertama muncul sekitar tahun 1950 dan dicirikan oleh pemikiran strukturalis; yang kedua, pada tahun 1970, mempunyai pendekatan yang bergerak ke arah post-strukturalisme; dan yang ketiga, sekitar tahun 1980, muncul pertanyaan tentang interaksi antara teks dan lawan bicara, itulah sebabnya paradigma ini bersifat interaksionis.
Semiotika atau semiologi? Perbedaan Meskipun jawabannya sangat bergantung pada penulis mana yang Anda tanyakan, secara umum istilah-istilah tersebut digunakan secara bergantian. Namun ada pula yang berpendapat bahwa semiologi adalah gambaran teoritis sistem simbolik secara umum; dan semiotika mengacu pada studi tentang sistem tertentu, misalnya gambar, mode, bioskop, periklanan, dan lain-lain. Pada tingkat formal, dan khususnya sejak tahun 1969 ketika Asosiasi Internasional untuk Studi Semiotika (IASS) dilembagakan, ada satu istilah yang dikenal: semiotika; untuk mencakup dua jenis studi yang telah kami sebutkan.
Di luar teks: semiotika gambar Manusia berkomunikasi melalui hampir semua (jika tidak semua) hal yang kita lakukan: apa yang kita katakan dan apa yang tidak kita katakan; melalui gerakan, gerak tubuh atau postur tubuh kita, dan bahkan melalui alat yang lebih kompleks yang melibatkan indera kita, seperti iklan, bioskop, musik, dll. Oleh karena itu, semiotika merupakan ilmu yang memiliki lebih dari satu metode: dapat menyelidiki makna yang dikonstruksi dan disampaikan tidak hanya melalui bahasa lisan atau bahasa tulis, tetapi juga dapat menganalisis, misalnya poster iklan dan unsur-unsurnya. (bagaimana bahasa, gambar atau bentuk estetika disusun dan digunakan), dan dengan cara ini memahami apa maknanya, dan bahkan efek atau hubungan yang ingin dibangun dengan penerimanya.
Pentingnya dalam ilmu-ilmu sosial Semiotika mempunyai dampak penting baik pada studi bahasa dan komunikasi manusia, dan pada pemahaman fenomena psikologis dan sosial yang dihasilkan melalui komunikasi tersebut. Itulah sebabnya semiotika sangat berkaitan dengan masalah pengetahuan, dan dengan cara yang melaluinya tanda-tanda memungkinkan kita mencapainya. Dengan kata lain, semiotika, studi tentang tanda, memberi kita sudut pandang tentang realitas, dan cara sesuatu memperoleh dan menyampaikan makna, yang khususnya berguna dalam memperluas cakupan ilmu pengetahuan manusia.
Beberapa kritik mereka berkisar pada fakta bahwa semiotika adalah disiplin ilmu yang mencoba mencakup terlalu banyak hal, sehingga membuat metodenya tersebar dan terkadang sulit untuk dibenarkan jika menggunakan metode ilmiah tradisional. |