Kemajuan teknologi semakin memudahkan pekerjaan seorang filmmaker. Seorang pembuat film pemula tidak harus mengikuti pelatihan secara fisik untuk berdiskusi perihal teknik videografi. 

Salah satu aspek yang perlu diketahui adalah teknik lighting. Saat membuat film, cahaya menjadi elemen signifikan yang harus diberi perhatian. Perbedaan arah dan kedalaman cahaya akan mempengaruhi tekstur dan mood yang ingin dibangun.

Selain memanfaatkan cahaya matahari, seorang filmmaker juga bisa memilih untuk melakukan perekaman film di studio. Bahkan shooting film mega-blockbuster seperti The Avengers saja kebanyakan diambil di studio. Kemudian, dilakukan editing untuk menciptakan nuansa latar seperti yang diinginkan.

Setidaknya, ada tiga teknik lighting dasar dalam pengambilan film yang perlu diketahui seorang filmmaker pemula.

Key Light

Sebenarnya, ketiga teknik lighting ini saling melengkapi dan tidak berdiri sendiri. Meski tidak menutup kemungkinan ada unsur yang dihilangkan untuk mood tertentu yang sengaja ingin dibangun.

Key light adalah unsur cahaya utama dan dominan dalam pengambilan video. Pencahayaan ini dilakukan dari arah depan samping obyek dan memiliki intensitas cahaya paling terang dibandingkan dua lighting lain.

Jika pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan, maka cahaya matahari dianggap sebagai key light karena brightness-nya secara natural paling kuat. Sehingga informasi arah mata angin akan sangat berguna dalam perencanaan adegan.

Tugas lanjutan seorang filmmaker adalah memastikan kesiapan dua lighting lain demi terciptanya keseimbangan gambar.

Fill Light

Fill light diatur untuk datang di bagian berlawanan dari arah key light. Jika key light datang dari arah kanan, maka fill light diletakkan di sebelah kiri obyek.

Fill light harus lebih redup dari key light, karena fungsi utamanya hanyalah untuk menghilangkan gelap bayangan yang disebabkan oleh key light. Untuk shooting di outdoor, pastikan memiliki fill light yang terang untuk mengimbangi intensitas cahaya matahari cukup kuat. Tidak adanya fill light menimbulkan bayangan yang tercipta di satu sisi obyek, dinamakan chiaroscuro. Tapi, beberapa adegan sengaja membiarkan chiaruscuro ini tetap ada, karena bisa membangun efek misterius dan dramatis. Setelah memastikan dua lighting dari arah depan ini, kini saatnya mengatur lighting ketiga, yakni back light.

Back Light

Back light ditembak dari arah belakang obyek untuk mempertegas ruang tiga dimensi dalam layar video. Sehingga, akan tercipta efek cahaya di lekuk tubuh obyek, sedangkan area lain tetap hitam.

Back light berbeda dengan background light yang menerangi elemen di latar belakang, seperti pemandangan. Terkadang seorang filmmaker sengaja membuat back light yang terang untuk menunjukkan sifat aktor protagonis dan suci.

Selain itu, back light juga berfungsi untuk memisahkan obyek dan latar belakang. Dalam pertunjukan teater, back light kerap digunakan untuk menimbulkan efek tiga dimensi pada aktor di atas panggung. Hal ini berbeda dengan lighting dari depan yang memberikan efek terang dua dimensi.

Butterfly Lighting

Butterfly lighting ditempatkan tepat dari arah atas dan langsung berpusat ke wajah si obyek. Penempatan cahaya ini akan menghasilkan bayangan kecil di bawah hidung obyek yang mirip bentuk kupu-kupu. Butterfly lighting juga biasa dinamakan paramount lighting, mengacu pada style fotografi artis Hollywood yang glamor.

Butterfly lighting biasa dipakai dalam dunia fashion. Teknik pencahayaan ini cocok digunakan untuk wanita dengan wajah ramping dan tulang pipi tinggi, karena akan menghasilkan efek wajah yang lebih bulat.

Efek cahaya yang kurang membuat butterfly lighting tidak cocok digunakan untuk model pria, kecuali si model memiliki sisi feminim. Butterfly lighting biasa digunakan untuk model wanita, terlebih teknik ini menimbulkan kesan glamor.

Chiaruscuro Lighting

Chiaroscuro berasal dari bahasa Italia, chiaro berarti terang dan oscuro berarti gelap. Jika digabungkan, chiaroscuro lighting menandakan efek yang terjadi pada frame saat kita menggabungkan terang dan gelap pada sebuah obyek.

Dalam dunia sinematografi, chiaroscuro lighting jamak digunakan untuk film hitam putih, dimana di film ini terdapat gelap dan terang yang sangat kontras. Cahaya umumnya hanya memperlihatkan satu sisi wajah aktor, sekaligus menggelapkan sisi lainnya, untuk mendapat efek tiga dimensi utuh.

Karena menghasilkan sebagian wajah aktor yang gelap, teknik chiaroscuro lighting cocok digunakan untuk film thriller dan horor. Bagaimanapun juga, banyak filmmaker non-horor yang sesekali menggunakan tipe lighting ini untuk menciptakan efek misterius dan suspense.

Untuk lebih jelasnya, komposisi tiga lighting bisa diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.

Pengetahuan tentang lighting ini sangat berguna bagi seorang filmmaker, mengingat cahaya adalah elemen penting dalam aspek visual.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved