Selain milenial, generasi Z atau gen Z juga menjadi kelompok yang sering mendapatkan sorotan di tengah masyarakat. Generasi ini terdiri dari orang-orang yang lahir pada tahun 1995 ke atas. Sering juga disebut sebagai generasi NET dan dikenal memiliki karakter yang kuat. Selain punya karakter positif, generasi Z ini juga memiliki sisi negatif. berikut pemaparan detailnya, lalu akan dipaparkan bagaimana merubah kekuranagn pada adab dan akhal pada geresi Z:

**Generasi Z: Karakteristik, Tantangan, dan Cara Mengatasi Kekurangan dalam Adab dan Akhlak**


**1. Karakteristik Positif Generasi Z**

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010, adalah generasi yang tumbuh di era digital dan dikenal sebagai "generasi NET" karena sangat dekat dengan internet dan teknologi. Beberapa karakteristik positif yang menonjol dari generasi ini adalah:


- **Cepat Beradaptasi dengan Teknologi**: Mereka tumbuh bersama perkembangan teknologi, sehingga mereka cepat menguasai alat digital, media sosial, dan perangkat elektronik.

- **Mandiri**: Berkat akses mudah ke informasi, mereka cenderung mencari solusi sendiri, belajar secara mandiri, dan lebih berani mengambil keputusan.

- **Berpikir Kritis dan Kreatif**: Generasi ini memiliki kemampuan berpikir yang lebih terbuka dan kreatif karena terbiasa melihat ide-ide baru di berbagai platform. Mereka juga lebih kritis dalam mengevaluasi informasi yang mereka terima.

- **Peduli terhadap Isu Sosial**: Gen Z dikenal memiliki kesadaran tinggi terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.

- **Inklusif dan Toleran**: Mereka tumbuh dalam masyarakat yang semakin multikultural, sehingga lebih terbuka dan toleran terhadap perbedaan budaya, ras, dan latar belakang sosial.


**2. Sisi Negatif Generasi Z**

Meskipun memiliki karakteristik positif, Gen Z juga menghadapi beberapa tantangan yang bisa berdampak pada adab dan akhlak mereka. Berikut beberapa aspek negatif yang sering muncul:


- **Ketergantungan pada Teknologi**: Penggunaan gadget yang intensif dapat menyebabkan ketergantungan pada dunia maya, membuat interaksi sosial di dunia nyata menurun dan menyebabkan kurangnya empati langsung.

- **Kurangnya Kemampuan Komunikasi Tatap Muka**: Terlalu terbiasa berkomunikasi melalui teks, chat, atau media sosial sering membuat mereka kurang terampil dalam komunikasi tatap muka, yang penting untuk membangun hubungan yang lebih dalam dan empatik.

- **Perhatian Terpecah**: Kehadiran teknologi membuat mereka terbiasa multitasking, yang kadang menyebabkan mereka sulit fokus dalam waktu lama dan kurang memberikan perhatian penuh pada lingkungan sekitar.

- **Menghindari Konflik**: Generasi ini sering lebih suka menghindari konfrontasi secara langsung dan memilih menyelesaikan masalah melalui pesan singkat atau mengabaikannya. Ini bisa berdampak pada kemampuan untuk menghadapi masalah secara langsung dan mengatasi konflik secara sehat.

- **Persepsi Nilai yang Bergeser**: Dengan paparan terhadap berbagai tren global, beberapa anggota Gen Z dapat mengembangkan pandangan hidup yang lebih permisif atau materialistis, kurang memperhatikan norma sosial tradisional seperti sopan santun dan adab.


**3. Cara Merubah Kekurangan dalam Adab dan Akhlak pada Generasi Z**

Untuk mengatasi tantangan ini, berikut beberapa pendekatan yang dapat membantu meningkatkan adab dan akhlak di kalangan generasi Z:


- **Membangun Kesadaran Empati**: Program-program pendidikan yang mendorong partisipasi dalam kegiatan sosial, kerja sama kelompok, dan interaksi langsung dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dapat membantu Gen Z mengembangkan rasa empati dan memahami pentingnya interaksi sosial secara langsung.

  

- **Mengajarkan Etika Digital**: Mengingat ketergantungan mereka pada teknologi, penting untuk mengedukasi generasi ini tentang etika dalam dunia digital. Hal ini mencakup bagaimana berperilaku di media sosial, bagaimana menyaring informasi yang benar, serta memahami konsekuensi dari tindakan mereka di ruang digital.

  

- **Melatih Komunikasi Interpersonal**: Mengadakan pelatihan komunikasi yang mengajarkan bagaimana berbicara dengan baik secara langsung, mengajarkan seni mendengarkan, dan berlatih berbicara di depan umum dapat meningkatkan kemampuan komunikasi tatap muka mereka. Ini penting untuk menghindari miskomunikasi dan memperkuat hubungan sosial yang sehat.

  

- **Meningkatkan Nilai Spiritual dan Moral**: Pendidikan moral dan spiritual dapat diperkuat melalui kegiatan seperti diskusi kelompok tentang nilai-nilai, refleksi pribadi, serta keterlibatan dalam kegiatan agama atau budaya. Ini akan membantu mereka memperdalam pemahaman tentang etika dan tanggung jawab sosial.

  

- **Mengajak Partisipasi dalam Kegiatan Sosial**: Keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja sukarela, amal, atau inisiatif komunitas dapat membangun karakter positif dan adab yang baik. Gen Z yang terlibat dalam aktivitas yang melibatkan interaksi langsung dengan orang lain cenderung lebih menghargai etika dan nilai-nilai moral.


- **Memberikan Teladan dari Lingkungan Sekitar**: Generasi ini sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat dan alami di lingkungan mereka, baik keluarga, sekolah, maupun teman sebaya. Orang tua, guru, dan pemimpin masyarakat perlu memberikan teladan positif dalam hal adab dan etika agar Gen Z memiliki contoh nyata yang dapat mereka tiru.


Dengan memahami karakteristik mereka secara mendalam dan menggunakan pendekatan yang tepat, generasi Z dapat diarahkan untuk memiliki adab dan akhlak yang lebih baik tanpa menghilangkan keunggulan-keunggulan yang mereka miliki.


**Membangun Karakter Generasi Z pada Generasi Masa Depan DKV (Desain Komunikasi Visual)**


Generasi Z yang tumbuh di era digital, dengan akses tak terbatas terhadap teknologi dan informasi, memiliki potensi besar dalam bidang Desain Komunikasi Visual (DKV). Untuk membentuk karakter Gen Z dalam masa depan DKV, penting untuk mengembangkan keterampilan teknis, kreatif, dan etis yang sejalan dengan kebutuhan industri desain yang terus berkembang. Berikut beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk membangun karakter Gen Z dalam bidang DKV:


### 1. **Mengintegrasikan Etika Desain dan Tanggung Jawab Sosial**

Gen Z dikenal peduli terhadap isu sosial. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan bahwa desain memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat. Dalam konteks DKV, mereka perlu memahami:


- **Etika dalam Komunikasi Visual**: Mendesain bukan hanya soal estetika, tetapi juga bagaimana pesan yang disampaikan mempengaruhi audiens. Misalnya, menghindari penyebaran informasi yang menyesatkan melalui desain.

- **Desain untuk Keberlanjutan**: Mengajarkan pentingnya menciptakan desain yang berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan sosial. Generasi masa depan DKV harus didorong untuk membuat desain yang ramah lingkungan dan mendukung gerakan sosial positif.


### 2. **Mendorong Kreativitas dan Inovasi Berbasis Teknologi**

Gen Z sangat familiar dengan teknologi dan digitalisasi, menjadikan mereka generasi yang inovatif secara alami. Untuk memaksimalkan potensi ini, berikut yang bisa dilakukan:


- **Penguasaan Teknologi Desain**: Meningkatkan keterampilan dalam menggunakan perangkat lunak desain seperti Adobe Suite, Sketch, atau Figma, serta teknologi baru seperti AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) yang semakin penting dalam desain komunikasi.

- **Eksplorasi Teknologi Terbaru**: Mendorong mereka untuk menjelajahi tren teknologi terbaru seperti AI dalam desain, blockchain untuk perlindungan hak cipta karya desain, dan NFT untuk memonetisasi seni digital. Hal ini membantu mereka menjadi pelopor dalam inovasi desain.

- **Mengembangkan Kemandirian Kreatif**: Generasi masa depan DKV perlu didorong untuk menjadi kreator independen dengan membuka jalan untuk kolaborasi lintas disiplin dan mencari solusi kreatif dari perspektif yang berbeda.


### 3. **Membentuk Pola Pikir Kritis dan Keterampilan Problem-Solving**

Di masa depan, desainer tidak hanya akan diminta membuat desain yang menarik, tetapi juga harus mampu memecahkan masalah kompleks melalui visual. Karakter kritis perlu dibangun melalui:


- **Proyek yang Berbasis Real-World Problem**: Mengembangkan keterampilan problem-solving dengan memberi proyek desain yang terinspirasi dari tantangan nyata. Misalnya, menciptakan kampanye visual untuk mengatasi masalah sosial seperti polusi, kesetaraan gender, atau kesehatan mental.

- **Diskusi dan Analisis Desain**: Mengadakan diskusi desain, studi kasus, dan kritik karya secara teratur. Ini membantu Gen Z memahami bahwa desain bukan hanya hasil kreatif, tetapi juga solusi strategis yang harus dipikirkan secara mendalam.

- **Pendidikan tentang Konsumen dan Audiens**: Mengajarkan bagaimana memahami kebutuhan konsumen dan audiens melalui riset mendalam, sehingga mereka dapat membuat desain yang relevan dan efektif dalam menyampaikan pesan.


### 4. **Menumbuhkan Kolaborasi dan Kerja Tim**

Dalam dunia kerja, kolaborasi adalah kunci, terutama dalam proyek desain skala besar. Gen Z, yang terbiasa bekerja sendiri karena digitalisasi, perlu diberi keterampilan kolaboratif:


- **Proyek Tim Kolaboratif**: Dalam pendidikan DKV, memberikan lebih banyak tugas kelompok atau proyek lintas disiplin yang mendorong kerja sama tim. Ini membantu membangun kemampuan mereka untuk berkolaborasi secara efektif dengan desainer lain, klien, maupun profesional dari bidang berbeda.

- **Belajar dari Kolaborasi Industri**: Membuka peluang untuk magang atau proyek kerja sama dengan perusahaan atau studio desain yang bisa memberi mereka pengalaman bekerja dengan klien nyata, memahami ekspektasi pasar, dan bekerja dengan tim yang lebih besar.


### 5. **Membina Kemandirian dan Kewirausahaan**

Generasi Z cenderung lebih mandiri dan memiliki jiwa kewirausahaan. Untuk menyiapkan mereka sebagai desainer DKV di masa depan, perlu ada upaya yang mendorong kemandirian ini:


- **Pelatihan Kewirausahaan Desain**: Membangun pemahaman mengenai bisnis desain, mulai dari cara mengelola proyek hingga memasarkan karya mereka sendiri. Ini penting untuk mempersiapkan mereka menjadi desainer independen atau pemilik studio kreatif.

- **Membangun Personal Branding**: Gen Z perlu dibimbing untuk menciptakan personal branding yang kuat sebagai desainer. Dengan kehadiran media sosial, mereka dapat membangun portofolio digital yang tidak hanya menunjukkan karya, tetapi juga memperkenalkan diri mereka sebagai profesional di bidang DKV.

- **Menciptakan Karya yang Bernilai Komersial**: Menumbuhkan kemampuan untuk tidak hanya berpikir secara estetis, tetapi juga secara komersial. Misalnya, mengajarkan bagaimana membuat desain yang menarik sekaligus memiliki nilai jual di pasar.


### 6. **Menanamkan Adab dan Akhlak dalam Dunia Desain**

Penting untuk tidak hanya membentuk keterampilan teknis tetapi juga nilai-nilai moral dan etika dalam setiap karya desain. Beberapa cara untuk menanamkan adab dan akhlak pada generasi masa depan DKV adalah:


- **Menghargai Hak Cipta**: Mengajarkan pentingnya menghargai karya orang lain dengan tidak melakukan plagiarisme. Ini adalah bagian penting dalam menjaga etika profesi desainer.

- **Sikap Profesional dan Tanggung Jawab**: Mengajarkan tentang pentingnya menjaga etika dalam bekerja sama dengan klien, memenuhi deadline, dan menghormati masukan klien tanpa mengorbankan kualitas karya.

- **Sopan Santun dalam Presentasi Karya**: Menanamkan keterampilan untuk mempresentasikan karya dengan cara yang sopan, menghargai audiens, dan bersikap terbuka terhadap kritik serta masukan yang membangun.


### 7. **Pengembangan Wawasan Kesenirupaan dan Ilmu Desain**

Agar menjadi desainer yang matang, Gen Z harus memiliki pemahaman mendalam tentang sejarah seni dan prinsip-prinsip desain. Beberapa langkah yang dapat diambil:


- **Mempelajari Sejarah Seni dan Desain**: Wawasan kesenirupaan penting untuk memahami perkembangan gaya desain dan mampu menciptakan karya yang orisinal dengan tetap terinspirasi oleh tradisi.

- **Pendidikan tentang Teori Warna dan Komposisi**: Menguatkan fondasi desain dengan pengetahuan yang mendalam tentang teori warna, tipografi, dan prinsip komposisi untuk menghasilkan karya yang estetis dan fungsional.


Dengan membangun keterampilan dan karakter yang seimbang antara aspek teknis, kreatif, serta etika, generasi masa depan DKV dari Gen Z akan mampu menciptakan karya yang tidak hanya inovatif tetapi juga memiliki dampak positif bagi masyarakat.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved